Beragam suara pro-kontra terkait isu kenaikan BBM menggema
di sepanjang nusantara. Mulai dari barat hingga timur Indonesia. Namun di
antara semua itu, ada sebuah suara menarik muncul dari tanah borneo,
Kalimantan.
“Kami masyarakat Kalimantan setuju kenaikan harga BBM. Harga
Rp 6500/liter pun tak jadi masalah, yang penting adalah POM bensin jangan
kosong”. Hal ini diungkapkan langsung oleh masyarakat di Malinau, Kalimantan
Timur. Mereka sudah akrab dengan kondisi POM bensin yang kosong berminggu-minggu
dan di sekitarnya terdapat begitu banyak penjual BBM eceran. Para penjual
eceran ini menjual BBM dengan harga sekitar Rp 6000-10000/liter, melambung di
atas harga aslinya. Kondisi ini tentu semakin menyusahkan kehidupan masyarakat
disana disamping harga barang-barang kebutuhan yang harganya lebih mahal
dibanding di Pulau Jawa akibat faktor jarak distribusi.
Kelangkaan BBM ternyata tidak hanya terjadi di Kalimantan.
Kondisi yang sama juga ditemui di daerah lain di luar Pulau Jawa terutama di
Indonesia bagian timur. Kelangkaan ini diakibatkan oleh dua hal. Pertama
kebijakan distribusi BBM yang timpang. Pulau Jawa selalu menjadi prioritas
utama dalam distribusi BBM dan hal ini berpengaruh terhadap pasokan BBM yang
ada di luar Jawa. Kedua, masih terkait dengan alasan pertama. Kondisi minimnya
pasokan di luar Jawa ini kadang justru juga dimanfaatkan oleh beberapa oknum di
daerah tersebut untuk melakukan penimbunan dan menjual kembali dengan harga yang
lebih mahal.
Saat ini seiring rencana kenaikan BBM. Harga BBM yang dijual
eceran di Malinau, Kalimantan Timur makin melonjak, Premium di harga Rp
8000/liter dan Pertamax Rp 12000/liter. POM bensin disana juga sudah tiga
minggu mengalami kekosongan. Jika ditelaah sekilas, memang yang menjadi titik
berat dari permasalahan ini adalah soal distribusi. Namun seiring rencana
kenaikan BBM di Bulan April depan, tentu permasalahan distribusi ini menjadi
permasalahan penting yang juga harus diselesaikan.
Ketika BBM resmi naik nanti di Bulan April, maka harga BBM
di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan tersebut tentu akan ikut naik
menjadi lebih mahal lagi. Selain itu juga bisa jadi kelangkaan pun menjadi
semakin parah. Kemudian terkait beberapa bantuan yang dijanjikan pemerintah
seperti BLSM, subsidi transportasi umum, dan beasiswa untuk anak-anak dari
keluarga miskin. Bantuan-bantuan ini pun kemungkinan besar akan membutuhkan
waktu lama untuk menyentuh daerah di luar Jawa, terutama Kalimantan dan
Indonesia bagian timur. Hal ini bisa berdampak besar terhadap kesulitan ekonomi
yang akan terjadi di daerah tersebut.
Maka dari itu, sebelum pemerintah mengetok palu meresmikan
kenaikan harga BBM di Bulan April nanti, pemerintah harus memperhatikan masalah
distribusi yang tidak merata ini. Kebijakan dalam distribusi BBM ini harus
diperbaiki. Jangan sampai hal ini memicu konflik antar wilayah.
No comments:
Post a Comment