Saturday, April 26, 2014

Geopolitik Islam Kampus


Keluarga Mahasiswa (KM) ITB- yang konon mewakili suara mahasiswa ITB- bergejolak menyambut kehadiran Jokowi. Sementara tak ada masalah ketika Anis Matta datang. Putih menolak merah.

Lembaga Dakwah Kampus UI mengkampanyekan untuk memilih partai dengan indeks korupsi paling sedikit di masa menjelang Pileg lalu. Dan 3 lembaga sentral kemahasiswaan UI -BEM, DPM, MWA UM - mengadakan launching bersamaan di waktu yang berdekatan, mereka mengusung tema ; 3 cerita. Nuansa putih di kampus kuning.

Di tempat berbeda, organisasi kemahasiswaan kampus di Semarang terang-terangan mendukung putih dan kelompok lainnya di banyak daerah mendukung pencapresan Mahfud. Mereka semua mahasiswa.

Thursday, April 17, 2014

Infrastucture Development

Sei Gohong 

Do you know the objective of infrastructure development?. Does it aim to make the villages with local taste change into the big cities with international quality?.

When everyone talked about local infrastucture in their area, most of them concluded “infrastructure development changes level of their area, becoming more urban”. Some people even dont know or maybe dont care with it.

Now, let’s see it from the village level. What does actually happen?.

Sunday, April 13, 2014

Indonesia, Ukraina, dan Shevcenko


Orang-orang tak dikenal menyerang wartawan, mengacungkan senjata, dan merebut kamera. Saluran televisi lokal diblokir dan salurannya berganti siaran. Manajer hotel tempat wartawan menginap pun meminta penghentian siaran.

Hal itulah yang terjadi beberapa waktu lalu di Crimea, Ukraina. Wilayah ini berada di semenanjung Laut Hitam dan menjadi jantung konflik antara Moskwa di Rusia, Kiev di Ukraina, dan negara-negara ‘barat’ pengintai lainnya.

Wednesday, April 2, 2014

Anakku Bukan Anakku


“Pagi itu, sekumpulan perempuan – dari muda hingga paruh baya - sibuk melakukan kegiatan pengasuhan, memberikan susu pada si kecil yang lucu, memandikan, lalu membawa mereka ke sekolah untuk bermain”.
Pemandangan inilah yang terjadi di semua pagi di pusat karantina dan rehabilitasi orangutan. Si kecil yang lucu di atas ialah para bayi dan anak-anak orangutan, dan sekolah itu adalah hutan terdekat dengan lokasi karantina. Lalu siapa sekumpulan perempuan itu?. Mereka adalah para pengasuh yang merawat anak-anak orangutan seperti anak-anak mereka sendiri.

Mereka mengganti popok, memandikan, menyuapi makanan, dan bermain bersama mereka sepanjang hari. "Yang kecil, kalau tidur ditemani. Kayak anak sendiri lah," kata Duwi (20), yang sudah menjadi pengasuh orangutan selama tiga tahun. Dia sedang menggendong anak orangutan bernama Hans dan Douglas sementara orangutan bernama Purbo bergelayut di kaki kanannya.