Wednesday, June 5, 2013

Catatan Tambang


Edisi Newmont Nusa Tenggara



Sustainable Mining Boot Camp (kemudian disebut Batu Hijau BC), ialah program pengenalan lebih jauh tentang dunia tambang oleh PT Newmount Nusa Tenggara (NNT). Program ini berniat memberi komparasi sisi lain informasi dari dominasi expose media selama ini terhadap citra tambang. Ikut serta dalam program ini 14 pemuda terpilih ;yang terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari para opinion leader, blogger, periset, traveler, dan ragam jenis profesi lain untuk saling berdiskusi (bertukar nilai).


PT NNT berlokasi di Pulau Sumbawa (Kabupaten Sumbawa Barat) yang ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam dari Bandara Internasional Lombok yang bertempat di Kabupaten Lombok Tengah. 5 jam’an menuju PT NNT ini ditempuh via jalur darat dan menyebrang Selat Alas dari Pulau Lombok menuju Pulau Sumbawa melalui pelabuhan khusus milik NNT. Adalah Pelabuhan Benete yang sebagai pintu masuk khusus ke area tambang PT NNT.

Masuk ke area tambang PT NNT melewati prosedur keamanan yang tersistem cukup ketat, harus menggunakan tanda pngenal dan mematuhi sejumlah tindakan safety. ‘Selamat Datang di Kawasan Objek Vital Nasional’, tulisan ini tertanam kokoh dalam ukuran besar setelah gerbang masuk PT NNT, ternyata PT NNT masuk kategori objek vital nasional yang kemudian pengelolaannya terintegrasi dengan sejumlah stakeholder lain.

Selanjutnya terkait dengan kesejahteraan hidup para karyawannya, dalam manajemen kualitas hidup mereka, PT NNT menggandeng vendor penyedia (jasa) makanan yang sangat detail dalam persoalan gizi makanan & kondisi kesehatan yang disajikan, kemudian juga ada jasa konsultasi kesehatan pencernaan hingga pola makan sehat.

Social Responsibility

Tantangan utama PT NNT hingga sekarang dalam konteks hubungan dengan masyarakat desa lingkar tambang adalah soalan masih banyaknya penduduk sekitar yang belum mendapat kesempatan kerja. Untuk mengatasi hal ini, salah satu strateginya dengan membuat sejumlah program Social Responsibility (SR) oleh PT NNT yang tersebar di desa lingkar tambang. SR tersebut meliputi sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, perikanan, hingga kewirausahaan.

Di kesehatan, konon PT NNT berhasil menurunkan angka malaria dan gizi buruk di Sumbawa Barat. Lalu di pendidikan, sukses meningkatkan angka kelulusan & memberi aneka beasiswa ke Putra-putri Sumbawa. Di pertanian, inovasi dilakukan dengan meningkatkan produksi padi jenis SRI bagi petani & pengembangan rumah kompos yang mendukung kesuburan tanah. Selanjutnya juga ada pembinaan terhadap sejumlah UKM & konservasi penyu. Konservasi penyu ini dari Tahun 2009 hingga sekarang tiap bulannya mengkonservasi sekitar 500an tukik (bayi penyu).

Selain itu SR PT NNT juga kerap memberi bantuan bagi musibah bencana-bencana di Indonesia. Kemudian tentu sejumlah program tersebut dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat & pemerintah. Saat ini PT NNT masih tengah menyiapkan rencana untuk penutupan tambang di Tahun 2038, persoalan sosial yang mesti diatas dari sekarang adalah reduksi dependensi masyarakat atas hasil tambang.

Mining Maintenance

Program Batu Hijau BC memberi dua tujuan utama bagi pesertanya, yaitu mining experience & social nature experience di desa lingkar tambang. Tiga hari pertama program berada di dalam area dalam tambang dengan destinasi ke sejumlah bagian inti dari proses tambang. Dimulai dari bagian Mining, semua pengelolaan yang terkait dengan pit (lubang galian) tambang diurus oleh Departemen Mining Maintenance Asistance (MMA). MMA didominasi oleh bidang ilmu geologi, bagi mereka optimalisasi pemodelan geologi menjadi kekuatan yang dapat mendorong nilai produksi tambang.

PT NNT konon berbeda dengan kebanyakan tambang lain karena ia punya perhatian yang besar terhadap pengolahan stockpile. Huruhara di dunia tambang Indonesia sekarang adalah kontroversi adanya peraturan pemerintah yang direncanakan berlaku Tahun 2014 tentang kewajiban pengadaan smelter di setiap industri tambang. Terkait aturan ini, lalu banyak perusahaan tambang terancam ditutup, termasuk PT NNT (yang mengancam). Ahli geologi PT NNT menolak aturan smelter karena menurut mereka industri tambang berbeda dengan smelter yang dianggap sebagai industri hilir.

Konon PT NNT menjadi bench mark dalam sistem pengelolaannya bagi industri sejenis di Asia Pasifik. Pit tambang PT NNT saat ini berkedalaman mencapai 200 M & nanti bakal berhenti di kedalaman 400 M. Kemudian, fakta menarik di dunia tambang yaitu adanya ban truck yang mencapai harga 400 jutaan & sekarang makin banyak pengemudi truk besar itu adalah wanita muda.

Pengolahan Bijih

Hari kedua, destinasi berikutnya adalah Pabrik Pengolahan Bijih yang berproduk akhir konsentrat dan tailing. Proses pngolahan bijinya meliputi proses pengecilan ukuran hingga flotasi untuk mencipta konsentrat berkualitas tinggi. Konsentrat dari PT NNT sebagian besar kandunganny adalah tembaga dan minoritasnya emas dan perak. Per hari pabrik pengolahan biji PT NNT mengolah 110 ribu ton batuan.

Proses padat karya pengolahan bijih di PT NNT dikontrol oleh sistem digital yang diawasi oleh cuma 2 orang ahli. Lalu untuk kebutuhan airnya dalam proses pengolahan biji, PT NNT memompanya dari laut dengan teknologi berkemampuan 15.000 M3/jam.

Total produksi mereka mencapai puluhan ribu ton konsentrat per bulan & dikirim ke industri smelter di Gresik & sejumlah negara asing. Konsentrat dari PT NNT mengandung 22% tembaga, 30% besi, emas 2 ppm, perak 2 ppm, dan sisanya adalah bahan pengotor yang tak bisa dipisahkan kecuali oleh smelter.

Sektor Lingkungan

Hari ketiga, adalah kunjungan bersama Environmental Affairs Department. Salah satu tantangan umum di dunia tambang soal lingkungan adalah dampak air asam tambang yang dikhawatirkan mencemari perairan sekitar. Air asam tambang terbentuk dari mineral sulfida,oksigen & air. Untuk menampung air asam tmbang PT NNT membuat sejumlah DAM yang kemudian airnya juga digunakan untuk kebutuhan proses di pabrik. Kemudian untuk mereduksi semakin banyaknya tercipta air asam tambang tersebut, PT NNT berupaya memutus jalur masuknya air ke dalam sejumlah DAM tersebut. Caranya adalah dengan membuat sejumlah saluran air yang mengarahkan aliran runoff dari DAS sekitar area produksi ke sungai.

Selanjutnya untuk kebutuhan reklamasi area pasca tambang, PT NNT punya sejumlah nursery yang menyiapkan aneka jenis tanaman asli yang dipersiapkan untuk ditanam. Kemudian untuk mendukung penanaman, juga ada rumah kompos yang diproses dari sisa makanan & sampah kering. Tahapan reklamasi pasca tambang yaitu dimulai dari recontouring, penyebaran top soil, pemadatan tanah, penanaman cover crop & pohonnya.

Kemudian juga ada konservasi fauna di kawasan hutan dengan cara memantau secara rutin kelangsungn hidup mereka yang meliputi aneka aves & pisces. PT NNT lalu juga melakukan reduksi emisi debu & PLTU secara berkala. Selanjutnya dalam pengelolaan limbah B3 & non B3,PT NNT banyak bekerjasama dengan pihak ketiga diluar Sumbawa, seperti Bogor dan Surabaya.

Sejumlah program lingkungan lainnya yaitu konservasi energi, air, penyu,dan terumbu karang. Konservasi ekosistem bawah laut dilakukan di Teluk sekitar Sumbawa Barat.

Hasil AMDAL yang dilakukan PT NNT pra tambang merekomendasikan untuk membuat sistem penempatan limbah tailing di bawah laut, di palung Teluk Benete. Limbah tailing mereka konon bukan dbuang, tapi ditempatkan di laut setelah melalui berbagai proses hingga tidak mencemari. Konon bahkan air tailing tersebut bisa diminum tanpa menyebabkan gangguan kesehatan. Kemiringan yang landai, jarak dekat dari pantai,& keberadaan palung laut disana jadi faktor pendukung untuk menempatkan tailing di laut. Konon hasil riset dari Universitas Mataram, tailing PT NNT yang di laut tidak mempengaruhi jumlah ikan tangkapan nelayan disana.

Sejumlah program lingkungan di atas adalah sebagai salah satu komitmen lingkungan PT NNT yang menggunakan Integrated Management System APAC yang tersertifikasi.

Desa Lingkar Tambang

Fase kedua dari Program Batu Hijau BC adalah homestay di warga desa lingkar tambang untuk pembuktian terbalik fase pertama untuk menemukan titik temu dari objektifitas informasi yang diperoleh sebelumnya di dalam tambang. Ada beberapa desa yang berada di area lingkar tambang, diantaranya yaitu Desa Maluk, Sekongkang, dan Tongo.

Maluk

Desa maluk, adalah salah satu desa lingkar tambang yang pertumbuhan ekonominya relatif tinggi dibanding desa lainnya, namun dari sisi social capital masih cukup rendah. Sejumlah budaya asli disini mulai terkikis & bahkan hilang , salah satu penyebabnya karena keberadaan PT NNT yang memicu intervensi ‘pendatang’.

Suasana pagi di desa ini akrab dengan tontonan gosip & (beri)ta masalah-masalah, mulai dari masalah artis, rakyat kecil, hingga penguasanya. Hal ini terlihat semakin menyamankan pesimisme bersarang di desa ini, maka sungguh sebaiknya hindarilah (tonton)an itu. Para penonton tontonan tersebut adalah mayoritas ibu-ibu yang anak-anaknya tengah sekolah.

Adalah SDN 2 Maluk, merupakan salah satu SD terbaik di Sumbawa yang bekerja sama dengan PT NNT & Lembaga Dompet Dhuafa. Ada beragam cita-cita anak SD disini, mulai dari versi klasik seperti : polisi,guru,pemain bola, hingga dokter,  sampai dengan versi baru : koki, atlet parkur, dan artis. Ragam cita ini tentu juga punya sebab akibat.

Konon menurut warga Desa Maluk, jumlah penduduk asli sumbawa berkurang drastis setelah erupsi Gunung Tambora tahun 80an dan sekarang sejumlah daerah di Sumbawa didominasi pendatang dari Sulawesi (mayoritas). Inilah yang diduga sebagai akibatnya, dan kemudian kembali memicu hadir laginya akibat baru.

Yaitu diantara sengitnya persaingan pilkada NTB, berkembang (lagi) kegencaran isu pemekaran wilayah Provinsi Sumbawa dari NTB. Lalu lainnya, salah satu pemicunya adalah keberadaan tambang PT NNT yang ada di Sumbawa dan lalu kemudian keuntungannya lebih banyak mengalir ke (pembangunan) Lombok. Singkatnya, sejumlah faktor pemicu isu pemekaran  ini yaitu ; (adanya) perbedaan budaya (Sasak Lombok dengan Sumbawa), ketimpangan pembangunan, & kekalahan politik Sumbawa atas Lombok di NTB

Kembali ke Desa Maluk, desa ini sering mengalami pemadaman listrik bergilir diakibatkan rendahnya daya PLN disini. Bahkan sebuah desa lingkar tambang lainnya yaitu Desa Tongo belum dimasuki PLN, listrik disana berasal dari PLTU yang diberdayakan oleh PT NNT. Namun meskipun listrik sering mati, anak-anak SD Desa Maluk sudah punya berbagai media sosial seperti twitter, email, facebook, hingga BB, ini kemudian dianggap juga sebagai efek domino dari keberadaan tambang PT NNT.

Pariri lema bariri (mengatur agar teratur) , inilah semboyan yang tertulis di depan SD Desa Maluk. Semboyan ini ternyata tertulis di hampir semua lembaga atau instansi pemerintahan di Sumbawa sebagai sebuah slogan (janji) bersama.

Selanjutnya, di Desa Maluk terdapat LSM Lakmus yang bekerjasama dengan PT NNT & Dinas Kesehatan setempat, mempunyai bank sampah dengan nasabah mencapai 300an orang sejak dibangunnya dari September 2012. Lakmus sendiri adalah LSM buatan PT NNT yang concern di bidang kesehatan lingkungan sejak tahun 2000, LSM ini bergerak tidak hanya di Maluk, namun hampir di semua desa lingkar tambang. Selain bank sampah, kemudian ada lagi budidaya aneka komoditas perkebunan,peternakan sapi dan kuda, serta juga rumah kompos dan biogas yang berbahan baku kotoran ternak.

Sekongkang

Kecamatan Sekongkang, adalah desa lingkar tambang berikutnya, dengan godaan pantainya yang memicu datangnya para surfer mancanegara. Desa ini sekarang tengah mengembangkan sistem irigasi gravitasi dari bukit dan diolah jadi bendungan. Hal ini merupakan kerjasama warga dengan pemerintah dan juga PT NNT. Hal ini bertujuan selain untuk memenuhi kebutuhan air sanitasi warga juga untuk mereduksi penggunaan air payau oleh mereka.

Konon masyarakat asli Sumbawa (termasuk di Sekongkang) punya keramahan khusus dalam menyambut tamu mereka. Ada filosofi yang berupa anggapan diri mereka sendiri bahwa dirinya adalah sebagai manifestasi Tuhan, maka dari itu mereka harus melayani diri mereka dan orang lain dengan maksimal. Lalu ada lagi kebiasaan para orang tua yang berburu madu di hutan yang berada di sekitar kawasan tambang, namun kebiasaan ini sepertilnya tak berlanjut ke generasi muda mereka yang larut oleh pesona tambang, sehingganya para orang tua ini pun tanpa penerus kebiasaan mereka.

Tapi bukan berarti warisan kebiasaan lain juga ikut punah, sisi lain dari kondisi sosial yang tak punah yaitunya ; poligami. Konon di lingkungan tambang hal ini lumrah terjadi, termasuk di PT NNT dikarenakan faktor mereka yang ja(t)uh dari pasangan. Dan namun ternyata bukan hanya di tambang, banyak ditemukan di Sumbawa Barat sejumlah pria yang beristri lebih dari satu dan mereka tinggal serumah dengan relatif akur.

Lalu, tidak jauh dari Sekongkang, ada salah satu suku asli di Sumbawa yang terdaftar di LSM AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), suku ini adalah yang belum akur dengan PT NNT dikarenakan soalan sengketa tanah adat. Tanah disini adalah kawasan ekplorasi baru dari PT NNT yang dipersiapkan untuk kawasan tambang baru pasca area batu hijau sekarang habis. Menurut PT NNT, ada oknum yang berada dibalik suku ini yang sedang memanfaatkan kesempatan isu ini.

Di Sumbawa Barat, pemerintah bekerja sama dengan PT NNT sedang mengupayakan keberadaan Puskesmas di tiap kecamatan. Termasuk di Sekongkang, puskesmas disini adalah salah satu yang dibantu oleh PT NNT untuk pembangunan infrastrktur dan program-programnya. Hanya saja, puskesmas ini sekarang tak terawat. Seperti kebanyakan kejadian di negara berkembang, pembangunan awal beberapa Program SR PT NNT kurang disertai dengan kontrol perawatan dan pembinaan.

Taliwang dan Mantar

Taliwang, adalah ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat. Di kota ini banyak terdapat produk dari YPESB, (Yayasan Pemberdayaan Ekonomi Sumbawa Barat) yang merupakan lembaga hasil sinergisasi pemerintah, masyarakat dan PT NNT. Salah satu program mereka yaitu budidaya rumput laut di Kecamatan Sekongkang dan Taliwang. Program ini dijalankan oleh para penduduk pesisir. Mayoritas mereka adalah perantau dari Bugis dan Makassar. Selanjutnya, masih ada Tenunan Sumbawa, adalah salah satu produk budaya yang tetap dipertahankan dan menjadi konsumsi para sosialita lokal.

Tidak jauh dari Taliwang, kita akan menemukan Desa Mantar yang berada di Kecamatan Pototano. Ialah negeri surga di atas awan. Dataran luas di ketinggian 630 mdpl dengan ekosistem yang seimbang. Hidup berdampingan disini sekitar 1000an jiwa manusia yang beternak ayam, anjing, sapi, hingga kuda dan bercocok tanam padi hingga jagung.

Dari desa di atas bukit ini, kita dapat menjangkau kenampakan sebagian Kabupaten Sumbawa Barat hingga puncak Gunung Tambora dan Rinjani di Lombok. Salah satu kebiasaan unik di desa ini yaitu : karapan/balapan ayam, dua ayam diikat dan disambungkan dengan kayu lalu diusir menuju titik finish.

Konon sejarah desa ini dulunya, penduduk nya adalah campuran antara suku asli Sumbawa dengan pendatang dari Gresik, Cina, dan Jerman yang terdampar di Mantar. Sekarang desa ini tengah dirancang menjadi daerah konservasi budaya oleh pemda setempat sehingga kemudian di’pencil’kan.

Desa ini berjarak 9 km dari jalan raya, untuk mencapainya harus menempuh jalan terjal berbatu di pinggiran bukit. Akibatnya pmbangunan di desa ini sangat lambat, sanitasiny hingga sekarang masih sangat minim. Entah inikah bagian dari konservasi budaya, ini menjadi sebuah dilema.

Sebelumnya desa ini pernah diangkat disejumlah program edukasi salah satu TV dan juga menjadi lokasi pengambilan Film Serdadu Kumbang.

Abu-abu

Segala bentuk usaha PT NNT dalam jalan panjang operasi tambang, tentu tidak berjalan mulus. Banyak riak-riak kecil hingga besar yang menjadi syarat tantangan. Lalu untuk meredam aksi-aksi tersebut. PT NNT merekrut para tokoh propaganda aksi ; pelaku media hingga tokoh masyarakat, untuk bergabung ke dalam mereka.

Citra terhadap tambang di sebagian besar orang Indonesia, adalah skeptis menganggap tambang adalah hal yang merusak lingkungan dan keuntungannya didominasi oleh pihak asing. Hal ini tidak sepenuhnya benar, untuk menetralisir citra tersebut, maka PT NNT harus memberdayakan fasilitas media sosial yang ada sekarang untuk Public Relation (PR) mereka. PT NNT harus keluar menyuarakan aksinya. Media sosial menjadi senjata paling ampuh untuk bisa mengkomunikasikan komitmen mereka terhadap lingkungan dan perlahan diharapkan mampu menurunkan skeptisme.

Selain itu, optimalisasi program SR juga tetap harus dikembangkan. Secara umum, program SR PT NNT sudah baik dan menyeluruh, namun hanya saja untuk visi inti dalam persiapan pasca tambang dibutuhkan integrasi yang lebih fokus. SR perusahaan tambang mestinya bervisi menyiapkan masyarakat mandiri pasca tambang dengan sektor basis yang lebih terarah dan fokus. Konon dominasi pendatang di desa lingkar tambang menjadi salah satu penyebab persiapan pasca tambang belum optimal.

Sejak tahun  1990an hingga sekarang terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di desa lingkar tambang. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pusaran kapitalnya yang melaju cepat akibat operasi tambang. Kemudian juga terjadi revolusi dari masyarakat agraris dan bahari menjadi masyarakat industri 'kagetan' yang nanti mereka harus kembali lagi bersiap menjadi profesi semula (ketika pasca tambang). Mereka (mungkin) akan kembali menjadi masyarakat agraris dan bahari ketika pasca tambang, namun hal ini mungkin juga tidak (terlalu) terjadi karena di sisi lain pariwisata tampak mulai menarik kapital. Maka peran pemerintah harus proaktif menyiapkan sektor pariwisata sebagai sektor basis pasca tambang ini, hindari praktek 'menuhankan’ PT NNT seperti selama ini

Pertambangan PT NNT konon menjadi sektor basis pembangunan Provinsi NTB dengan kontribusinya mencapai 90% dari pendapatan daerah. Di sekitar PT NNT terdapat sejumlah wisata alam aneka jenis pantai, mulai dari pantai berpasir bersih hingga berbatu, serta aneka landscape lainnya. Hal ini mestinya mampu diberdayakan bersama menjadi fokus SR PT NNT bekerja sama dengan stakeholder lainnya, untuk pasca tambang tersebut.

Selain itu, sejumlah program SR yang telah berjalan juga mesti diperhatikan relevansi programnya dengan kebutuhan pembangunan. Seperti beasiswa yang diberikan PT NNT, mestinya beasiswa tersebut dapat dirancang untuk membuat anak-anak Sumbawa bisa kembali lagi membangun daerahnya pasca menuntul ilmu. Selanjutnya, tambahan program yang luput dari perhatian PT NNT, yaitu konservasi budaya. Hal ini mesti dilakukan untuk menyiapkan tatanan kehidupan sosial pasca tambang, dimana kondisi saat ini sejumlah budaya asli banyak yang luntur akibat intervensi ‘pendatang’.

Selanjutnya, seperti kebanyakan tantangan di perusahaan tambang besar, termasuk di PT NNT, yaitu banyaknya oknum plat merah bermental preman/calo palak. Bahkan konon kasus buyat yang mencuat beberapa tahun silam di minahasa dan mencoreng nama Newmont hingga beberapa managernya dipenjara, adalah salah satu contoh kasusnya ; kriminalisasi (‘dipalak’) oleh oknum aparat dan penguasa.

Terakhir, konon dibalik 'kue besar' industri tambang seperti PT NNT, banyak kepentingan berpolitik mulai dari lokal hingga internasional, sangat abu-abu untuk menyalahkan salah satu pihak. Maka semua kembali pada struktur pikir kita, mengolah kebenaran bukan bertujuan mencari pembenaran, tapi tentang dialektika nilai ; berbagi dan respect.

4 comments:

  1. Rasa ny aingin juga menikmati kue itu yg sangat besar :)

    ReplyDelete
  2. haha ntar muntah bang kalo kegedean kuenya

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Thanks kak. Itu kumpulan dari twit2. Dipaksa jadi esai hhe
      Anw kenapa tiba2 nemu tulisan ini ?

      Delete