Edisi Newmont Nusa Tenggara
Sustainable Mining Boot Camp (kemudian disebut Batu Hijau
BC), ialah program pengenalan lebih jauh tentang dunia tambang oleh PT Newmount
Nusa Tenggara (NNT). Program ini berniat memberi komparasi sisi lain informasi
dari dominasi expose media selama ini terhadap citra tambang. Ikut serta dalam
program ini 14 pemuda terpilih ;yang terdiri dari berbagai latar belakang,
mulai dari para opinion leader, blogger, periset, traveler, dan ragam jenis
profesi lain untuk saling berdiskusi (bertukar nilai).
PT NNT berlokasi di Pulau Sumbawa (Kabupaten Sumbawa Barat)
yang ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam dari Bandara Internasional Lombok yang
bertempat di Kabupaten Lombok Tengah. 5 jam’an menuju PT NNT ini ditempuh via
jalur darat dan menyebrang Selat Alas dari Pulau Lombok menuju Pulau Sumbawa
melalui pelabuhan khusus milik NNT. Adalah Pelabuhan Benete yang sebagai pintu
masuk khusus ke area tambang PT NNT.
Masuk ke area tambang PT NNT melewati prosedur keamanan yang
tersistem cukup ketat, harus menggunakan tanda pngenal dan mematuhi sejumlah
tindakan safety. ‘Selamat Datang di Kawasan Objek Vital Nasional’, tulisan ini
tertanam kokoh dalam ukuran besar setelah gerbang masuk PT NNT, ternyata PT NNT
masuk kategori objek vital nasional yang kemudian pengelolaannya terintegrasi
dengan sejumlah stakeholder lain.
Selanjutnya terkait dengan kesejahteraan hidup para
karyawannya, dalam manajemen kualitas hidup mereka, PT NNT menggandeng vendor penyedia
(jasa) makanan yang sangat detail dalam persoalan gizi makanan &
kondisi kesehatan yang disajikan, kemudian juga ada jasa konsultasi kesehatan
pencernaan hingga pola makan sehat.
Social Responsibility
Tantangan utama PT NNT hingga sekarang dalam konteks
hubungan dengan masyarakat desa lingkar tambang adalah soalan masih banyaknya
penduduk sekitar yang belum mendapat kesempatan kerja. Untuk mengatasi hal ini,
salah satu strateginya dengan membuat sejumlah program Social Responsibility
(SR) oleh PT NNT yang tersebar di desa lingkar tambang. SR tersebut meliputi
sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, perikanan, hingga kewirausahaan.
Di kesehatan, konon PT NNT berhasil menurunkan angka malaria
dan gizi buruk di Sumbawa Barat. Lalu di pendidikan, sukses meningkatkan angka
kelulusan & memberi aneka beasiswa ke Putra-putri Sumbawa. Di
pertanian, inovasi dilakukan dengan meningkatkan produksi padi jenis SRI bagi
petani & pengembangan rumah kompos yang mendukung kesuburan tanah. Selanjutnya
juga ada pembinaan terhadap sejumlah UKM & konservasi penyu. Konservasi
penyu ini dari Tahun 2009 hingga sekarang tiap bulannya mengkonservasi sekitar
500an tukik (bayi penyu).
Selain itu SR PT NNT juga kerap memberi bantuan bagi musibah
bencana-bencana di Indonesia. Kemudian tentu sejumlah program tersebut
dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat
& pemerintah. Saat ini PT NNT masih tengah menyiapkan rencana untuk
penutupan tambang di Tahun 2038, persoalan sosial yang mesti diatas dari
sekarang adalah reduksi dependensi masyarakat atas hasil tambang.
Mining Maintenance
Program Batu Hijau BC memberi dua tujuan utama bagi
pesertanya, yaitu mining experience & social nature experience di desa
lingkar tambang. Tiga hari pertama program berada di dalam area dalam tambang
dengan destinasi ke sejumlah bagian inti dari proses tambang. Dimulai dari
bagian Mining, semua pengelolaan yang terkait dengan pit (lubang galian)
tambang diurus oleh Departemen Mining Maintenance Asistance (MMA). MMA
didominasi oleh bidang ilmu geologi, bagi mereka optimalisasi pemodelan geologi
menjadi kekuatan yang dapat mendorong nilai produksi tambang.
PT NNT konon berbeda dengan kebanyakan tambang lain karena
ia punya perhatian yang besar terhadap pengolahan stockpile. Huruhara di dunia
tambang Indonesia sekarang adalah kontroversi adanya peraturan pemerintah yang
direncanakan berlaku Tahun 2014 tentang kewajiban pengadaan smelter di setiap
industri tambang. Terkait aturan ini, lalu banyak perusahaan tambang terancam
ditutup, termasuk PT NNT (yang mengancam). Ahli geologi PT NNT menolak aturan
smelter karena menurut mereka industri tambang berbeda dengan smelter yang
dianggap sebagai industri hilir.
Konon PT NNT menjadi bench mark dalam sistem pengelolaannya
bagi industri sejenis di Asia Pasifik. Pit tambang PT NNT saat ini berkedalaman
mencapai 200 M & nanti bakal berhenti di kedalaman 400 M. Kemudian,
fakta menarik di dunia tambang yaitu adanya ban truck yang mencapai harga 400
jutaan & sekarang makin banyak pengemudi truk besar itu adalah wanita
muda.
Pengolahan Bijih
Hari kedua, destinasi berikutnya adalah Pabrik Pengolahan
Bijih yang berproduk akhir konsentrat dan tailing. Proses pngolahan bijinya
meliputi proses pengecilan ukuran hingga flotasi untuk mencipta konsentrat
berkualitas tinggi. Konsentrat dari PT NNT sebagian besar kandunganny adalah
tembaga dan minoritasnya emas dan perak. Per hari pabrik pengolahan biji PT NNT
mengolah 110 ribu ton batuan.
Proses padat karya pengolahan bijih di PT NNT dikontrol oleh
sistem digital yang diawasi oleh cuma 2 orang ahli. Lalu untuk kebutuhan airnya
dalam proses pengolahan biji, PT NNT memompanya dari laut dengan teknologi
berkemampuan 15.000 M3/jam.
Total produksi mereka mencapai puluhan ribu ton konsentrat
per bulan & dikirim ke industri smelter di Gresik & sejumlah
negara asing. Konsentrat dari PT NNT mengandung 22% tembaga, 30% besi, emas 2
ppm, perak 2 ppm, dan sisanya adalah bahan pengotor yang tak bisa dipisahkan
kecuali oleh smelter.
Sektor Lingkungan
Hari ketiga, adalah kunjungan bersama Environmental Affairs
Department. Salah satu tantangan umum di dunia tambang soal lingkungan adalah
dampak air asam tambang yang dikhawatirkan mencemari perairan sekitar. Air asam
tambang terbentuk dari mineral sulfida,oksigen & air. Untuk menampung
air asam tmbang PT NNT membuat sejumlah DAM yang kemudian airnya juga digunakan
untuk kebutuhan proses di pabrik. Kemudian untuk mereduksi semakin banyaknya
tercipta air asam tambang tersebut, PT NNT berupaya memutus jalur masuknya air
ke dalam sejumlah DAM tersebut. Caranya adalah dengan membuat sejumlah saluran
air yang mengarahkan aliran runoff dari DAS sekitar area produksi ke sungai.
Selanjutnya untuk kebutuhan reklamasi area pasca tambang, PT
NNT punya sejumlah nursery yang menyiapkan aneka jenis tanaman asli yang dipersiapkan
untuk ditanam. Kemudian untuk mendukung penanaman, juga ada rumah kompos yang
diproses dari sisa makanan & sampah kering. Tahapan reklamasi pasca
tambang yaitu dimulai dari recontouring, penyebaran top soil, pemadatan tanah,
penanaman cover crop & pohonnya.
Kemudian juga ada konservasi fauna di kawasan hutan dengan
cara memantau secara rutin kelangsungn hidup mereka yang meliputi aneka aves
& pisces. PT NNT lalu juga melakukan reduksi emisi debu & PLTU
secara berkala. Selanjutnya dalam pengelolaan limbah B3 & non B3,PT NNT
banyak bekerjasama dengan pihak ketiga diluar Sumbawa, seperti Bogor dan
Surabaya.
Sejumlah program lingkungan lainnya yaitu konservasi energi,
air, penyu,dan terumbu karang. Konservasi ekosistem bawah laut dilakukan di
Teluk sekitar Sumbawa Barat.
Hasil AMDAL yang dilakukan PT NNT pra tambang
merekomendasikan untuk membuat sistem penempatan limbah tailing di bawah laut,
di palung Teluk Benete. Limbah tailing mereka konon bukan dbuang, tapi
ditempatkan di laut setelah melalui berbagai proses hingga tidak mencemari.
Konon bahkan air tailing tersebut bisa diminum tanpa menyebabkan gangguan
kesehatan. Kemiringan yang landai, jarak dekat dari pantai,& keberadaan
palung laut disana jadi faktor pendukung untuk menempatkan tailing di laut.
Konon hasil riset dari Universitas Mataram, tailing PT NNT yang di laut tidak
mempengaruhi jumlah ikan tangkapan nelayan disana.
Sejumlah program lingkungan di atas adalah sebagai salah
satu komitmen lingkungan PT NNT yang menggunakan Integrated Management System
APAC yang tersertifikasi.
Desa Lingkar Tambang
Fase kedua dari Program Batu Hijau BC adalah homestay di
warga desa lingkar tambang untuk pembuktian terbalik fase pertama untuk
menemukan titik temu dari objektifitas informasi yang diperoleh sebelumnya di
dalam tambang. Ada beberapa desa yang berada di area lingkar tambang,
diantaranya yaitu Desa Maluk, Sekongkang, dan Tongo.
Maluk
Desa maluk, adalah salah satu desa lingkar tambang yang
pertumbuhan ekonominya relatif tinggi dibanding desa lainnya, namun dari sisi
social capital masih cukup rendah. Sejumlah budaya asli disini mulai terkikis
& bahkan hilang , salah satu penyebabnya karena keberadaan PT NNT yang
memicu intervensi ‘pendatang’.
Suasana pagi di desa ini akrab dengan tontonan gosip
& (beri)ta masalah-masalah, mulai dari masalah artis, rakyat kecil,
hingga penguasanya. Hal ini terlihat semakin menyamankan pesimisme bersarang di
desa ini, maka sungguh sebaiknya hindarilah (tonton)an itu. Para penonton tontonan
tersebut adalah mayoritas ibu-ibu yang anak-anaknya tengah sekolah.
Adalah SDN 2 Maluk, merupakan salah satu SD terbaik di
Sumbawa yang bekerja sama dengan PT NNT & Lembaga Dompet Dhuafa. Ada
beragam cita-cita anak SD disini, mulai dari versi klasik seperti :
polisi,guru,pemain bola, hingga dokter,
sampai dengan versi baru : koki, atlet parkur, dan artis. Ragam cita ini
tentu juga punya sebab akibat.
Konon menurut warga Desa Maluk, jumlah penduduk asli sumbawa
berkurang drastis setelah erupsi Gunung Tambora tahun 80an dan sekarang
sejumlah daerah di Sumbawa didominasi pendatang dari Sulawesi (mayoritas).
Inilah yang diduga sebagai akibatnya, dan kemudian kembali memicu hadir laginya
akibat baru.
Yaitu diantara sengitnya persaingan pilkada NTB, berkembang
(lagi) kegencaran isu pemekaran wilayah Provinsi Sumbawa dari NTB. Lalu
lainnya, salah satu pemicunya adalah keberadaan tambang PT NNT yang ada di
Sumbawa dan lalu kemudian keuntungannya lebih banyak mengalir ke (pembangunan)
Lombok. Singkatnya, sejumlah faktor pemicu isu pemekaran ini yaitu ; (adanya) perbedaan budaya (Sasak
Lombok dengan Sumbawa), ketimpangan pembangunan, & kekalahan politik
Sumbawa atas Lombok di NTB
Kembali ke Desa Maluk, desa ini sering mengalami pemadaman
listrik bergilir diakibatkan rendahnya daya PLN disini. Bahkan sebuah desa
lingkar tambang lainnya yaitu Desa Tongo belum dimasuki PLN, listrik disana
berasal dari PLTU yang diberdayakan oleh PT NNT. Namun meskipun listrik sering
mati, anak-anak SD Desa Maluk sudah punya berbagai media sosial seperti
twitter, email, facebook, hingga BB, ini kemudian dianggap juga sebagai efek
domino dari keberadaan tambang PT NNT.
Pariri lema bariri (mengatur agar teratur) , inilah semboyan
yang tertulis di depan SD Desa Maluk. Semboyan ini ternyata tertulis di hampir
semua lembaga atau instansi pemerintahan di Sumbawa sebagai sebuah slogan
(janji) bersama.
Selanjutnya, di Desa Maluk terdapat LSM Lakmus yang
bekerjasama dengan PT NNT & Dinas Kesehatan setempat, mempunyai bank
sampah dengan nasabah mencapai 300an orang sejak dibangunnya dari September 2012.
Lakmus sendiri adalah LSM buatan PT NNT yang concern di bidang kesehatan
lingkungan sejak tahun 2000, LSM ini bergerak tidak hanya di Maluk, namun
hampir di semua desa lingkar tambang. Selain bank sampah, kemudian ada lagi
budidaya aneka komoditas perkebunan,peternakan sapi dan kuda, serta juga rumah
kompos dan biogas yang berbahan baku kotoran ternak.
Sekongkang
Kecamatan Sekongkang, adalah desa lingkar tambang
berikutnya, dengan godaan pantainya yang memicu datangnya para surfer
mancanegara. Desa ini sekarang tengah mengembangkan sistem irigasi gravitasi
dari bukit dan diolah jadi bendungan. Hal ini merupakan kerjasama warga dengan
pemerintah dan juga PT NNT. Hal ini bertujuan selain untuk memenuhi kebutuhan
air sanitasi warga juga untuk mereduksi penggunaan air payau oleh mereka.
Konon masyarakat asli Sumbawa (termasuk di Sekongkang) punya
keramahan khusus dalam menyambut tamu mereka. Ada filosofi yang berupa anggapan
diri mereka sendiri bahwa dirinya adalah sebagai manifestasi Tuhan, maka dari
itu mereka harus melayani diri mereka dan orang lain dengan maksimal. Lalu ada
lagi kebiasaan para orang tua yang berburu madu di hutan yang berada di sekitar
kawasan tambang, namun kebiasaan ini sepertilnya tak berlanjut ke generasi muda
mereka yang larut oleh pesona tambang, sehingganya para orang tua ini pun tanpa
penerus kebiasaan mereka.
Tapi bukan berarti warisan kebiasaan lain juga ikut punah,
sisi lain dari kondisi sosial yang tak punah yaitunya ; poligami. Konon di
lingkungan tambang hal ini lumrah terjadi, termasuk di PT NNT dikarenakan
faktor mereka yang ja(t)uh dari pasangan. Dan namun ternyata bukan hanya di
tambang, banyak ditemukan di Sumbawa Barat sejumlah pria yang beristri lebih
dari satu dan mereka tinggal serumah dengan relatif akur.
Lalu, tidak jauh dari Sekongkang, ada salah satu suku asli
di Sumbawa yang terdaftar di LSM AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), suku
ini adalah yang belum akur dengan PT NNT dikarenakan soalan sengketa tanah
adat. Tanah disini adalah kawasan ekplorasi baru dari PT NNT yang dipersiapkan
untuk kawasan tambang baru pasca area batu hijau sekarang habis. Menurut PT
NNT, ada oknum yang berada dibalik suku ini yang sedang memanfaatkan kesempatan
isu ini.
Di Sumbawa Barat, pemerintah bekerja sama dengan PT NNT sedang
mengupayakan keberadaan Puskesmas di tiap kecamatan. Termasuk di Sekongkang,
puskesmas disini adalah salah satu yang dibantu oleh PT NNT untuk pembangunan
infrastrktur dan program-programnya. Hanya saja, puskesmas ini sekarang tak
terawat. Seperti kebanyakan kejadian di negara berkembang, pembangunan awal
beberapa Program SR PT NNT kurang disertai dengan kontrol perawatan dan
pembinaan.
Taliwang dan Mantar
Taliwang, adalah ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat. Di kota
ini banyak terdapat produk dari YPESB, (Yayasan Pemberdayaan Ekonomi Sumbawa
Barat) yang merupakan lembaga hasil sinergisasi pemerintah, masyarakat dan PT
NNT. Salah satu program mereka yaitu budidaya rumput laut di Kecamatan
Sekongkang dan Taliwang. Program ini dijalankan oleh para penduduk pesisir.
Mayoritas mereka adalah perantau dari Bugis dan Makassar. Selanjutnya, masih
ada Tenunan Sumbawa, adalah salah satu produk budaya yang tetap dipertahankan
dan menjadi konsumsi para sosialita lokal.
Tidak jauh dari Taliwang, kita akan menemukan Desa Mantar
yang berada di Kecamatan Pototano. Ialah negeri surga di atas awan. Dataran
luas di ketinggian 630 mdpl dengan ekosistem yang seimbang. Hidup berdampingan
disini sekitar 1000an jiwa manusia yang beternak ayam, anjing, sapi, hingga
kuda dan bercocok tanam padi hingga jagung.
Dari desa di atas bukit ini, kita dapat menjangkau
kenampakan sebagian Kabupaten Sumbawa Barat hingga puncak Gunung Tambora dan
Rinjani di Lombok. Salah satu kebiasaan unik di desa ini yaitu :
karapan/balapan ayam, dua ayam diikat dan disambungkan dengan kayu lalu diusir
menuju titik finish.
Konon sejarah desa ini dulunya, penduduk nya adalah campuran
antara suku asli Sumbawa dengan pendatang dari Gresik, Cina, dan Jerman yang terdampar
di Mantar. Sekarang desa ini tengah dirancang menjadi daerah konservasi budaya
oleh pemda setempat sehingga kemudian di’pencil’kan.
Desa ini berjarak 9 km dari jalan raya, untuk mencapainya
harus menempuh jalan terjal berbatu di pinggiran bukit. Akibatnya pmbangunan di
desa ini sangat lambat, sanitasiny hingga sekarang masih sangat minim. Entah
inikah bagian dari konservasi budaya, ini menjadi sebuah dilema.
Sebelumnya desa ini pernah diangkat disejumlah program
edukasi salah satu TV dan juga menjadi lokasi pengambilan Film Serdadu Kumbang.
Abu-abu
Segala bentuk usaha PT NNT dalam jalan panjang operasi
tambang, tentu tidak berjalan mulus. Banyak riak-riak kecil hingga besar yang
menjadi syarat tantangan. Lalu untuk meredam aksi-aksi tersebut. PT NNT
merekrut para tokoh propaganda aksi ; pelaku media hingga tokoh masyarakat,
untuk bergabung ke dalam mereka.
Citra terhadap tambang di sebagian besar orang Indonesia,
adalah skeptis menganggap tambang adalah hal yang merusak lingkungan dan
keuntungannya didominasi oleh pihak asing. Hal ini tidak sepenuhnya benar,
untuk menetralisir citra tersebut, maka PT NNT harus memberdayakan fasilitas
media sosial yang ada sekarang untuk Public Relation (PR) mereka. PT NNT harus
keluar menyuarakan aksinya. Media sosial menjadi senjata paling ampuh untuk
bisa mengkomunikasikan komitmen mereka terhadap lingkungan dan perlahan
diharapkan mampu menurunkan skeptisme.
Selain itu, optimalisasi program SR juga tetap harus
dikembangkan. Secara umum, program SR PT NNT sudah baik dan menyeluruh, namun
hanya saja untuk visi inti dalam persiapan pasca tambang dibutuhkan integrasi
yang lebih fokus. SR perusahaan tambang mestinya bervisi menyiapkan masyarakat
mandiri pasca tambang dengan sektor basis yang lebih terarah dan fokus. Konon
dominasi pendatang di desa lingkar tambang menjadi salah satu penyebab
persiapan pasca tambang belum optimal.
Sejak tahun 1990an
hingga sekarang terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di desa lingkar
tambang. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pusaran kapitalnya yang melaju
cepat akibat operasi tambang. Kemudian juga terjadi revolusi dari masyarakat
agraris dan bahari menjadi masyarakat industri 'kagetan' yang nanti mereka
harus kembali lagi bersiap menjadi profesi semula (ketika pasca tambang).
Mereka (mungkin) akan kembali menjadi masyarakat agraris dan bahari ketika
pasca tambang, namun hal ini mungkin juga tidak (terlalu) terjadi karena di
sisi lain pariwisata tampak mulai menarik kapital. Maka peran pemerintah harus
proaktif menyiapkan sektor pariwisata sebagai sektor basis pasca tambang ini,
hindari praktek 'menuhankan’ PT NNT seperti selama ini
Pertambangan PT NNT konon menjadi sektor basis pembangunan
Provinsi NTB dengan kontribusinya mencapai 90% dari pendapatan daerah. Di
sekitar PT NNT terdapat sejumlah wisata alam aneka jenis pantai, mulai dari
pantai berpasir bersih hingga berbatu, serta aneka landscape lainnya. Hal ini
mestinya mampu diberdayakan bersama menjadi fokus SR PT NNT bekerja sama dengan
stakeholder lainnya, untuk pasca tambang tersebut.
Selain itu, sejumlah program SR yang telah berjalan juga
mesti diperhatikan relevansi programnya dengan kebutuhan pembangunan. Seperti
beasiswa yang diberikan PT NNT, mestinya beasiswa tersebut dapat dirancang
untuk membuat anak-anak Sumbawa bisa kembali lagi membangun daerahnya pasca
menuntul ilmu. Selanjutnya, tambahan program yang luput dari perhatian PT NNT,
yaitu konservasi budaya. Hal ini mesti dilakukan untuk menyiapkan tatanan
kehidupan sosial pasca tambang, dimana kondisi saat ini sejumlah budaya asli
banyak yang luntur akibat intervensi ‘pendatang’.
Selanjutnya, seperti kebanyakan tantangan di perusahaan
tambang besar, termasuk di PT NNT, yaitu banyaknya oknum plat merah bermental
preman/calo palak. Bahkan konon kasus buyat yang mencuat beberapa tahun silam
di minahasa dan mencoreng nama Newmont hingga beberapa managernya dipenjara,
adalah salah satu contoh kasusnya ; kriminalisasi (‘dipalak’) oleh oknum aparat
dan penguasa.
Terakhir, konon dibalik 'kue besar' industri tambang seperti
PT NNT, banyak kepentingan berpolitik mulai dari lokal hingga internasional,
sangat abu-abu untuk menyalahkan salah satu pihak. Maka semua kembali pada
struktur pikir kita, mengolah kebenaran bukan bertujuan mencari pembenaran,
tapi tentang dialektika nilai ; berbagi dan respect.
Rasa ny aingin juga menikmati kue itu yg sangat besar :)
ReplyDeletehaha ntar muntah bang kalo kegedean kuenya
ReplyDeleteIbnu, menarik tulisannya! :)
ReplyDeleteThanks kak. Itu kumpulan dari twit2. Dipaksa jadi esai hhe
DeleteAnw kenapa tiba2 nemu tulisan ini ?