Bayangannya berada tepat di bawah benda ( ) |
Pernahkah anda berdiri di bawah terik sinar
matahari, dan menemukan bahwa ternyata tidak ada bayangan yang muncul dari
tubuh anda?.
Bukan sulap, bukan sihir, namun ini nyata
adanya, dan sangat ilmiah. Adalah peristiwa titik kulminasi matahari yang rutin
terjadi di daerah-daerah di sepanjang garis khatulistiwa.
Selama ini sebagian besar kita paling akrab
selalu mengenal bahwa daerah yang dilalui garis lintang nol derajat alias
khatulistiwa ini adalah Kota Pontianak. Ya ini mungkin karena memang format
contoh default yang diberikan
guru-guru kita di pelajaran di sekolah. Indonesia yang berada dari 95o Bujur
Barat (BB) sampai dengan 141o Bujur Timur (BT), dilintasi oleh garis
equator alias khatulistiwa yang cukup panjang, dan daerah yang dilewati antara
lain adalah ; Pasaman (Sumatera Barat), Kepulauan Batu (Sumatera Utara), Pulau
Lingga (Kepulauan Riau), Pontianak (Kalimantan Barat), Parigi Moutong (Sulawesi
Tengah), Kepulauan Kayoa dan Halmahera (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Raja
Ampat (Papua), dan Pulau Waigeo (Papua Barat).
Salah satu dari daerah yang disebutkan di atas
adalah daerah yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia, yaitunya adalah kampung halaman dari Tuanku Imam Bonjol
yang bertempat di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman. Lokasi ini dapat
ditempuh dengan jarak sekitar empat hingga lima jam dari Kota Padang. Angkutan
umum untuk bisa mencapai lokasi ini, antara lain ada bis dan ”travel”.
Sebagai salah satu daerah yang dilalui garis
khatulistiwa, maka Pasaman pun ikut mengalami peristiwa titik kulminasi
matahari. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun dan jatuh antara tanggal 21-23
Maret dan 23 September.
Berkaitan dengan peristiwa tersebut, maka
pemerintah pun memanfaatkan momentum ini sebagai daya tarik pariwisata
Indonesia. Mereka pun menyelenggarakan sejumlah kegiatan sehubungan dengan
peristiwa titik kulminasi tersebut. Pemerintah disini diwakili oleh Kementrian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata,
dan juga tentunya disertai dengan jajarannya di tingkat daerah.
Pada Tahun 2014 ini, pemerintah memberi judul
Program “Lintas Khatulistiwa Pemuda”. Pada Selasa lalu, (23/9/2014), Menteri
Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menyelesaikan program ini di Kabupaten Pasaman.
“Pasaman merupakan titik kulminasi Lintas
Khatulistiwa Pemuda 2014 setelah kita berkeliling ke daerah di Indonesia yang
dilintasi garis equator,” kata Menpora Roy Suryo pada sambutannya di Pasaman.
Kabupaten Pasaman merupakan kota kelima dari
rangkaian Program Lintas Khatulistiwa Pemuda. Sebelumnya program ini juga
dilakukan di Raja Ampat, Ternate, Parigi Moutong, dan Pontianak.
Program Lintas Khatulistiwa Pemuda terdiri
dari beberapa rangkaian kegiatan, yaitunya ; Workshop Kepemudaan, Pentas
Hiburan, Kompetisi Seni Budaya, dan Pameran Aneka Kuliner.
Salah satu yang paling menarik dari sejumlah
rangkaian kegiatan di atas adalah acara puncaknya, dimana detik-detik titik
kulminasi matahari terjadi. Pada detik-detik tersebut kita bisa menyaksikan
hal-hal yang tidak biasa, sesuatu yang menakjubkan sehingga menjadi penting
untuk kita ketahui.
Peristiwa penting dan menakjubkan itu terjadi di
sekitar Tugu Khatulistiwa. Saat terjadi titik kulminasi matahari, Matahari tepat
berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada
di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan
bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan
"menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga
dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu. Maka dari itu jika kita
berdiri di atas tugu atau di sekitar tugu pada detik-detik terjadinya kulminasi
tersebut, maka bayangan kita pun akan ikut menghilang.
Berikutnya yang tak kalah menakjubkan juga,
adalah pada saat yang sama, telur-telur yang oval pun bisa berdiri sendiri.
Dimana pada kondisi biasa mereka mestinya tak bisa berdiri sendiri. Hal ini
terjadi diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi yang cukup kuat di garis
khatulistiwa pada saat tersebut.
Ketika berlangsungnya detik-detik yang
ditunggu itu, maka area di sekitar tugu pun dipenuhi oleh ribuan warga, bahkan
hingga berdesak-desakan karena ingin menyaksikan hal menakjubkan di atas.
Mereka tumpah ruah hingga ke jalan raya dan memanjat sejumlah pagar hingga
pohon, berupaya menggapai struktur yang lebih tinggi untuk dapat melihat dengan
jelas ke arah tugu yang dikerumuni warga lain.
Disamping segala euforia pesta yang tampak
dari muka para warga Pasaman saat kegiatan tersebut, kulminasi matahari ini pun
menjadi salah satu momentum pemersatu warga terhadap keunikan yang dimiliki
oleh kampung halaman mereka, dimana lebih dari setahun yang lalu kampung
tersebut adalah lokasi Perang Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
Tak jauh dari tugu tersebut, kita juga dapat
menyaksikan patung Tuanku Imam Bonjol bersama kudanya berdiri kokoh di depan
museumnya, menjadi saksi bisu atas keramaian yang terjadi. Keramaian pesta
khatulistiwa yang merupakan salah satu nikmat kemerdekaan yang turut hadir
akibat perjuangan sang Tuanku.
No comments:
Post a Comment