Wednesday, February 11, 2015

Bayangan Menghilang di Kampung Tuanku Imam Bonjol!

Bayangannya berada tepat di bawah benda (sugianto-industri.blogspot.com )

Pernahkah anda berdiri di bawah terik sinar matahari, dan menemukan bahwa ternyata tidak ada bayangan yang muncul dari tubuh anda?.

Bukan sulap, bukan sihir, namun ini nyata adanya, dan sangat ilmiah. Adalah peristiwa titik kulminasi matahari yang rutin terjadi di daerah-daerah di sepanjang garis khatulistiwa.


Selama ini sebagian besar kita paling akrab selalu mengenal bahwa daerah yang dilalui garis lintang nol derajat alias khatulistiwa ini adalah Kota Pontianak. Ya ini mungkin karena memang format contoh default yang diberikan guru-guru kita di pelajaran di sekolah. Indonesia yang berada dari 95o Bujur Barat (BB) sampai dengan 141o Bujur Timur (BT), dilintasi oleh garis equator alias khatulistiwa yang cukup panjang, dan daerah yang dilewati antara lain adalah ; Pasaman (Sumatera Barat), Kepulauan Batu (Sumatera Utara), Pulau Lingga (Kepulauan Riau), Pontianak (Kalimantan Barat), Parigi Moutong (Sulawesi Tengah), Kepulauan Kayoa dan Halmahera (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Raja Ampat (Papua), dan Pulau Waigeo (Papua Barat).

Salah satu dari daerah yang disebutkan di atas adalah daerah yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitunya adalah kampung halaman dari Tuanku Imam Bonjol yang bertempat di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman. Lokasi ini dapat ditempuh dengan jarak sekitar empat hingga lima jam dari Kota Padang. Angkutan umum untuk bisa mencapai lokasi ini, antara lain ada bis dan ”travel”.

Sebagai salah satu daerah yang dilalui garis khatulistiwa, maka Pasaman pun ikut mengalami peristiwa titik kulminasi matahari. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun dan jatuh antara tanggal 21-23 Maret dan 23 September.

Berkaitan dengan peristiwa tersebut, maka pemerintah pun memanfaatkan momentum ini sebagai daya tarik pariwisata Indonesia. Mereka pun menyelenggarakan sejumlah kegiatan sehubungan dengan peristiwa titik kulminasi tersebut. Pemerintah disini diwakili oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata, dan juga tentunya disertai dengan jajarannya di tingkat daerah.

Pada Tahun 2014 ini, pemerintah memberi judul Program “Lintas Khatulistiwa Pemuda”. Pada Selasa lalu, (23/9/2014), Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menyelesaikan program ini di Kabupaten Pasaman.

 “Pasaman merupakan titik kulminasi Lintas Khatulistiwa Pemuda 2014 setelah kita berkeliling ke daerah di Indonesia yang dilintasi garis equator,” kata Menpora Roy Suryo pada sambutannya di Pasaman.

Kabupaten Pasaman merupakan kota kelima dari rangkaian Program Lintas Khatulistiwa Pemuda. Sebelumnya program ini juga dilakukan di Raja Ampat, Ternate, Parigi Moutong, dan Pontianak.
Program Lintas Khatulistiwa Pemuda terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, yaitunya ; Workshop Kepemudaan, Pentas Hiburan, Kompetisi Seni Budaya, dan Pameran Aneka Kuliner.

Salah satu yang paling menarik dari sejumlah rangkaian kegiatan di atas adalah acara puncaknya, dimana detik-detik titik kulminasi matahari terjadi. Pada detik-detik tersebut kita bisa menyaksikan hal-hal yang tidak biasa, sesuatu yang menakjubkan sehingga menjadi penting untuk kita ketahui.

Peristiwa penting dan menakjubkan itu terjadi di sekitar Tugu Khatulistiwa. Saat terjadi titik kulminasi matahari, Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu. Maka dari itu jika kita berdiri di atas tugu atau di sekitar tugu pada detik-detik terjadinya kulminasi tersebut, maka bayangan kita pun akan ikut menghilang.

Berikutnya yang tak kalah menakjubkan juga, adalah pada saat yang sama, telur-telur yang oval pun bisa berdiri sendiri. Dimana pada kondisi biasa mereka mestinya tak bisa berdiri sendiri. Hal ini terjadi diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi yang cukup kuat di garis khatulistiwa pada saat tersebut.

Ketika berlangsungnya detik-detik yang ditunggu itu, maka area di sekitar tugu pun dipenuhi oleh ribuan warga, bahkan hingga berdesak-desakan karena ingin menyaksikan hal menakjubkan di atas. Mereka tumpah ruah hingga ke jalan raya dan memanjat sejumlah pagar hingga pohon, berupaya menggapai struktur yang lebih tinggi untuk dapat melihat dengan jelas ke arah tugu yang dikerumuni warga lain.

Disamping segala euforia pesta yang tampak dari muka para warga Pasaman saat kegiatan tersebut, kulminasi matahari ini pun menjadi salah satu momentum pemersatu warga terhadap keunikan yang dimiliki oleh kampung halaman mereka, dimana lebih dari setahun yang lalu kampung tersebut adalah lokasi Perang Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.

Tak jauh dari tugu tersebut, kita juga dapat menyaksikan patung Tuanku Imam Bonjol bersama kudanya berdiri kokoh di depan museumnya, menjadi saksi bisu atas keramaian yang terjadi. Keramaian pesta khatulistiwa yang merupakan salah satu nikmat kemerdekaan yang turut hadir akibat perjuangan sang Tuanku.

No comments:

Post a Comment