Wednesday, February 11, 2015

Dagelan Jakarta Smart City

Indikator Smart City (radaronline.co.id)

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar acara peluncuran aplikasi Jakarta Smart City. Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menjelaskan bahwa melalui aplikasi ini pemprov akan mampu untuk memantau laporan warga, mengontrol kinerja perangkat daerah, dan merespon berbagai keluhan publik DKI.

Sistem dari aplikasi ini akan terintegrasi dengan sejumlah data dari pemprov Jakarta, dan kedepannya juga akan dikembangkan terhubung dengan e-government. Aplikasi Jakarta Smart City ini bekerjasama dengan Google dan Twitter untuk mendongkrak aksesibilitasnya oleh publik.
Kondisi Jakarta sebagai kota megapolitan memancing ketertarikan banyak investor di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menawarkan konsep smart city melalui kerjasama dengan produk mereka.

Pasang Surut Wacana Daerah Istimewa Minangkabau

Istana Pagaruyuang di Batusangka, Sumbar (www.theguardian.com)

Indak ado kojo cari kojo, diagiah kojo beko mancibia” (gak ada kerjaan trus nyari kerjaan, dikasih kerjaan malah mencibir), inilah sebuah komentar dari seorang warga yang kontra terhadap tulisan di media yang mendukung gagasan mewujudkan Daerah Istimewa Minangkabau (DIM).
Memang, gagasan ini menuai pro-kontra dari sejumlah kalangan.

Gagasan mewujudkan DIM kembali menguak ke permukaan. Adalah Mochtar Naim(Budayawan Minangkabau) yang menulis ulang idenya pasca pilpres 2014 lalu. Tulisan tersebut pun kemudian kembali dibahas di berbagai forum. Sebelumnya, Mochtar sudah sering menyuarakan ide ini di tulisan-tulisannya sebelumnya.

Bayangan Menghilang di Kampung Tuanku Imam Bonjol!

Bayangannya berada tepat di bawah benda (sugianto-industri.blogspot.com )

Pernahkah anda berdiri di bawah terik sinar matahari, dan menemukan bahwa ternyata tidak ada bayangan yang muncul dari tubuh anda?.

Bukan sulap, bukan sihir, namun ini nyata adanya, dan sangat ilmiah. Adalah peristiwa titik kulminasi matahari yang rutin terjadi di daerah-daerah di sepanjang garis khatulistiwa.

Wednesday, October 1, 2014

Bangun Kembali, People Power


Matinya kedaulatan rakyat, begitulah tajuk di sebuah media untuk membangunkan kesadaran rakyat.

Hari-hari pasca Sidang Paripurna DPR menyita perhatian pada keputusan kontroversial yang menetapkan bahwa pilkada akan kembali dipilih oleh DPRD, seperti masa orde baru. Akumulasinya menyasar pada Partai Demokrat dan SBY. Pilihan Fraksi Demokrat yang memutuskan untuk walk out pada sidang tersebut, ditenggarai menjadi penyebab lolosnya usulan pilkada oleh DPRD dari Koalisi Merah Putih. SBY pun terduga menjadi aktor utama dari sandiwara politik ini. Hal ini dikarenakan adanya pernyataan kecewa SBY usai sidang berlangsung dan pernyataan dari Ruhut Sitompul (Anggota Fraksi Demokrat) yang menyebutkan Fraksi Demokrat meninggalkan sidang setelah terima SMS dari SBY.

Meskipun ada nama lain yang diduga menjadi aktor utama juga, namun kemungkinan ini diperkirakan sangat kecil. Mengingat SBY adalah seorang tokoh kunci di Partai Demokrat. Dari tinjauan politik, memang keputusan ini sangat simalakama bagi Demokrat. Namun apa yang telah terjadi sekarang, menancapkan bekas kuat di ingatan publik. SBY meninggalkan warisan terburuk bagi rakyat.