“BBM langka, mungkin
Jokowi dendam pada kita karena suaranya kecil disini. Baru awal saja sudah
begini, apalagi nanti, kita akan sengsara. Rasakan saja oleh rakyat itu, yang
memilih Jokowi, kita akan celaka dipimpin oleh dia”.
Begitulah kutipan dari percakapan beberapa orang penumpang
di sebuah transportasi umum di Sumatera Barat (Sumbar), Provinsi yang
memenangkan Prabowo-Hatta dengan persentase tertinggi. Tak hanya itu, di
antrian panjang pemburu BBM di SPBU, warung-warung kopi, dan berbagai tempat
lain di Provinsi itu, terdengar juga nada-nada seirama ; menyudutkan Jokowi, dalam
merespon berbagai kondisi yang terjadi di sekitar mereka.
Kutipan di atas menggambarkan bagaimana pernyataan tersebut
sangat kering informasi. Mereka menyalahkan Jokowi terkait masalah kelangkaan
BBM, padahal pada waktu tersebut Presiden Indonesia masih SBY. Sinisme terhadap
pemerintah terpilih yang menjadi obrolan dari warung kopi hingga restoran elit
para kelas menengah ke atas. Bahkan seorang siswa sekolah menengah di Sumbar
sampai membuat pernyataan, “saya tidak rela foto dia (Jokowi) dipajang di depan
kelas kita”, ucapnya pada teman sekelasnya.