Add caption |
Rabu (28/08), bertempat di Perpustakaan UI, Program
Pascasarjana Ilmu Akuntansi (PPIA) FE menyelenggarakan seminar dengan tema
“Business Environment in 21st Century and The Effects on Business Practice,
Public Sector Management and Accounting Research”. Seminar ini diadakan dalam
rangka Launching Double Degree Program Master dengan Vrije Universteit
Amsterdam, Sosialisasi Beasiswa Star 2 BPKP, dan Penyambutan Mahasiswa Baru FE.
Kegiatan ini diawali dengan welcoming speech oleh Jossy P Moeis, Ph.D. (Pejabat Dekan FE).
Jossy menegaskan tentang urgensi double degree program master oleh PPIA
bertujuan untuk selain untuk mendorong pengembangan kualitas lulusan juga untuk
mengakselerasi perkembangan ilmu akuntansi dalam menjawab kebutuhan zaman.
Berikutnya, sesi seminar dimoderatori oleh Dr Ratna Wardhani
(Staf Pengajar PPIA FE). Tampil sebagai pembicara yaitu ; Prof. Dr. C.
Camfferman (Professor of Financial Accounitng of Vrije University), Dr.
Sugiharto, SE.,MBA (Komisaris Utama PT Pertamina (Persero)), Dr. Cris Kuntadi,
SE, MM, CA, CPA. Ak. (Kepala Pusdiklat BPK), dan Hilda Rossieta, Ph.D (Ketua
PPIA FE).
Pemaparan pertama diberikan oleh Camfferman. Ia menyatakan
bahwa riset pada program double degree memiliki potensi untuk menghasilkan
sebuah hasil yang lebih maksimal dan mampu menjamah bidang-bidang yang belum
banyak diriset. Selain hal ini berkontribusi positif bagi perkembangan ilmu
akuntansi, ini juga menjadi bahan pertimbangan langsung bagi publik dalam
tataran terapan.
Selanjutnya, pemaparan kedua oleh Sugiharto lebih bicara
dalam bahasan terkait Indonesia. Mantan Menneg BUMN ini menyebutkan bahwa
sejumlah perubahan lingkungan bisnis yang terjadi di abad ke 21 antara lain
lain adalah ; pusat pertumbuhan ekonomi yang bergeser dari Eropa dan Amerika
Utara ke Asia dengan kecepatan tertinggi, terjadinya perubahan demografi yang
luar biasa di Tahun 2035, perkembangan teknologi informasi yang cepat, dan
pergeseran fokus dari pertumbuhan kinerja keuangan ke arah ethic dan growth
sustainability.
Pemaparan ketiga dilanjutkan oleh Cris Kuntadi. Cris
memberikan perspektif dari sektor publik atau pemerintahan. Sektor publik
memerlukan banyak terobosan untuk meningkatkan capaian opini masyarakat. Bukan
hanya puas dengan perolehan status WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang didapat
dari hasil audit, karena WTP adalah bagaikan puncak gunung es. Di bawah
puncaknya, didukung oleh bongkahan besar dibawahnya dan hal inilah yang menjadi
hal terpenting. Hal ini meliputi prudent
business practice, compliance,
kebijakan dan prosedur yang efektif, dan sejumlah indikator lainnya penunjang
WTP.
Terakhir, ialah pemaparan oleh Hilda Rossieta. Hilda dalam
penjelasannya, mengkaitkan dengan proses demokratisasi yang terjadi di
Indonesia sejak pasca reformasi. Demokratisasi membuat hal-hal terkait
transparansi dan akuntabilitas semakin terbuka dan dipertanyakan oleh publik.
Peningkatan kualitas pendidikan SDM pun juga membuat mereka semakin kritis. Hal
inilah yang kemudian tantangan baru dalam lingkungan bisnis domestik.
No comments:
Post a Comment