Semua kau mulai
dengan cinta
Menjalin kisah
penyempurnaan agama
Meskipun dengan
imam yang lebih muda
Namun kau begitu
teguh akan rasa percaya
Awalnya terasa
begitu bahagia
Hingga kau
mendapat pertanda kelahiran si buah hati
Namun sayang,
Tuhan mencoba untuk mengujimu
Ia menarik kembali
si buah hati sebelum bernafas di bumi
Kau tak pernah
patah arang atau pun menyalahkan Tuhan
Hingga pertanda
kedua pun datang
Kau terlihat
begitu tak sabar menanti sang buah hati
Tapi..Tuhan masih
ingin mengujimu..
Sang buah hati
kedua pun menyusul kakaknya di surga..
Keluargamu pun
mulai goyang
Imammu ternyata
tak cukup siap menerima cobaan kedua itu
Meskipun kau telah
cukup ikhlas bertawakkal
Namun imammu
diamanahkan Tuhan untuk kembali mengujimu
“Aku hendak
memiliki buah hati”
Imammu berujar
penuh ketakutan terhadapmu dan Tuhannya
“Aku ingin kembali
menyempurnakan agama”
Dunia pun serasa
kiamat bagimu saat itu
Kau terdiam,
terhenyak, serasa dihujam berjuta kezaliman
Perenungan
memaksamu untuk bertanya kepada Tuhan
“Apakah memang
seberat ini cobaan yang aku harus terima demi menunjukkan keyakinanku padaMu?”
Waktu berlalu,
logika memaksa, hati meraba, pikiran mencipta keputusanmu
Kau pun
mengikhlaskan imammu menunaikan pintanya
Alangkah tegar
iman jiwamu, mengecup takdir dimadu
Imammu pun kini
bukan lagi milikmu seorang
Kehendaknya
terjamah, enam buah hati pun menjelma menjadi anak tirimu, kami..
Tapi sekali lagi,
keikhlasanmu tak tertandingi
Kau sangat
bersemangat dalam menuntun tumbuh kembangnya kami
Meskipun imammu
sulit berlaku adil
Namun niatmu
begitu lurus sehingga kau mampu mengerti itu
Tua menjemput,
nikmat sehat pun mulai surut..Kau pun terbaring tak berdaya menanti panggilan
Tuhan..Waktu itu pun datang..Selamat Jalan Ibu..
No comments:
Post a Comment