Tuesday, August 9, 2011

Masalah SDM dan Demokrasi di Negeriku



Saya dibesarkan di sebuah organisasi yang dianggap berpaham primordial oleh sebagian besar orang, terutama sivitas akademika di kampus saya. Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia (Imami UI), begitulah nama organisasi tersebut. Sebagai satu-satunya perwakilan dari SMA saya di UI membuat saya harus mencari wadah yang bisa menghantarkan saya ke jejaring yang lebih luas. Imami UI menjawab kebutuhan saya tersebut paling awal sehingganya saya akhirnya mulai aktif di organisasi tersebut. Organisasi ini juga sebenarnya yang dulu telah membantu menetapkan pilihan saya untuk berkuliah di UI. Mereka dulu pernah datang ke kelas saya di SMA membangkitkan motivasi saya dan membagi banyak informasi tentang UI. Mereka memiliki sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat dan baru saya sadari setelah saya jauh berkecimpung di dalamnya.

Di awal bergabung, yang saya rasakan memang sebagian besar organisasi tersebut banyak memiliki kegiatan yang bersifat kekeluargaan. Memang terkadang agak primordial, namun sebenarnya ini kembali kepada perspektif masing-masing. Namun klimaks manfaat yang saya nyatakan di atas dirasakan ketika kegiatan ‘Kampus Goes to Kampuang (KGTK) 7’ di tahun 2010, ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang dulu membantu menghantarkan saya ke UI. Kegiatan ini ternyata telah berlangsung dari tahun 2003 dan terus mengalami perkembangan. KGTK 7 saat itu terdiri dari konten acara lomba fotografi, roadshow ke berbagai SMA/sederajat di Sumatera Barat : Sumbar (ketika itu saya belum tahu berapa jumlah sekolah yang dikunjungi), Try Out (TO) SNMPTN se Sumbar, Workshop Gempa Sumbar, Studi Islam dan Adat (Silat), dan Bedah Kampus UI. Kesan saya setelah terlibat dalam kepanitiaan acara tersebut adalah betapa banyaknya pengalaman luar biasa yang bermanfaat bukan saja buat saya namun juga bagi para peserta acara yang didapatkan.

Pada tahun selanjutnya kegiatan tersebut kembali dilanjutkan dan saya kali ini bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan acara tersebut karena saya diamanahkan menjadi Ketua Umum Imami UI ketika itu. KGTK 8 saat itu terdiri dari konten acara yang sebagian besar hampir sama dengan KGTK sebelumnya kecuali acara ‘Minangkabau Culture Festival (MCF)’ yang merupakan konten baru. KGTK 8 melibatkan 112 SMA/sederajat di Sumatera Barat yang terdiri dari kami bagi menjadi 16 daerah kerja dalam tiap konten acaranya. Suatu kondisi darurat ketika itu mengharuskan saya untuk mengurus seorang diri Kabupaten Pasaman Barat (Pasaman), lima jam dari kota Padang. Petualangan pun dimulai.
Setelah mendapat izin dari orang tua di sore Hari Rabu itu saya berangkat ke Pasaman Barat dengan bus. Sekitar jam sembilan malam saya sampai di Kecamatan Simpang 4 yang merupakan capital kabupaten tersebut. Saya bermalam di rumah kenalan ayah saya yang sangat berjasa besar dalam kisah ini. Malam itu juga saya segera ditunjukkan rute-rute menuju tempat yang akan saya tuju esok harinya yaitu SMA 1 Pasaman, Kantor Bupati Pasbar, dan Kantor Dinas Pendidikan (Dispen) setempat. Esok paginya saya pun dipinjamkan sebuah motor yang saya kemudikan dengan modal ‘keyakinan’.

Sekitar pukul setengah sembilan saya pun berangkat bersama ‘Basmalah’. Tujuan pertama yaitu Kantor Bupati untuk memberikan surat pemberitahuan kegiatan dan permohonan dana. Tapi ternyata ia dan seperangkat jabatan dibawahnya semua berhalangan untuk ditemui. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut ke Kantor Dispen untuk meminta surat rekomendasi kegiatan dan disana saya juga tidak dapat menemui Kepala Dispen-nya. Selanjutnya saya menuju SMA 1 Pasaman untuk negosiasi kegiatan dan Alhamdulillah kepala sekolahnya sangat bersahabat. Saya pun dipersilahkan esoknya untuk sosialisasi ke tiap ruang kelas XII dan menyelenggarakan TO disana.

Usai itu saya kembali lagi ke Kantor Bupati dan syukurlah saya berhasil menemui Sekretaris Daerah dan dia merespon baik terhadap kegiatan ini meskipun tidak bisa memberikan bantuan dana. Setelah itu saya lanjut lagi ke Kantor Dispen dan kembali bersyukur dapat menemui Kepala Dispen. Meskipun responnya kurang baik tapi akhirnya saya sukses mendapatkan surat rekomendasi kegiatan. Disana saya mendapat informasi dari salah seorang pegawai disana bahwa jumlah siswa SMA yang lanjut ke Perguruan Tinggi tak lebih dari 30 %. Betapa rendahnya tingkat pendidikan disini. Esok paginya saya pun menjajal delapan kelas dengan segudang motivasi dan informasi dan siang harinya menyelenggarakan TO bersama staf dadakan saya para siswa yang aktif. Para guru tidak mau membantu mengawas karena tidak dibayar.

Hari ketiga, saya lanjut ke SMA Lambah Malintang yang ditempuh dalam satu jam perjalanan dari penginapan saya. Ternyata sekolah tersebut tak merespon dengan baik dan saya gagal beramal disana. Tiga hari luar biasa dan pengalaman lainnya yang begitu banyak di KGTK 8 tersebut memberikan saya salah satu kunci kemajuan negeri ini. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), hal inilah yang mesti digalakkan untuk mendongkrak indeks pembangunan manusia Indonesia yang terdampar di posisi 111 dari 182 negara (AntaraNews, 2010). Dunia pendidikan adalah media yang paling efektif untuk itu.

Maka dari itu akhirnya saya mencoba menyebarkan gerakan ini ke berbagai organisasi sejenis yang ada di UI. Ada sekitar tiga puluhan organisasi mahasiswa daerah yang ada di UI yang aktif. Kami pun mencoba menggagas Paguyuban Nusantara UI yang fokus pada pemberdayaan di bidang pendidikan, sosial, dan budaya. Visi dari gerakan ini adalah membantu menyukseskan akselerasi otonomi daerah di Indonesia. Melihat kepada Malaysia yang cukup sukses dengan sistem federalismenya membangkitkan kemajuan tiap state-nya dan demokrasi disana bukanlah seperti di Indonesia melainkan guided democration maka lahirlah pertanyaan ‘Apakah hal ini mungkin diterapkan di Indonesia guna mendorong lahirnya kebangkitan ?’.

Tulisan ini lulus dalam seleksi peserta Pertemuan Jaringan Demokrasi antar Universitas di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia

2 comments:

  1. Subhanallah
    bagus nih kongkrit kontribusinya
    semangat kunang - kunang

    ReplyDelete
  2. terima kasih amal
    semoga bermanfaat
    semangat kembali, gatot kaca wuzz! :D

    ReplyDelete