Saturday, January 19, 2013

Demonstrasi : Berani atau Nekat ?


“Keberanian harus di atas pengetahuan”

Begitulah kutipan dari pernyataan salah seorang aktifis mahasiswa, yang kemudian juga turut di-amin¬-kan oleh sejumlah aktifis mahasiswa lainnya di sebuah forum mahasiswa. Mereka menyetujui bahwa sikap berani adalah yang terpenting dimiliki seorang perwakilan mahasiswa, atau istilah lainnya disebut tukang gertak, dan soal pengetahuan, itu masalah nanti. Sikap inilah yang sering menjadi landasan pembenaran mereka dalam melakukan aksi demonstrasi yang terkadang bersifat anarkis.

Ada sejumlah definisi tentang ‘keberanian’. Julius A Cartage menyatakan bahwa "Keberanian adalah serigala dan pengecut adalah mangsa". Kemudian Dawson Peter Amstrong berujar “Berani bukanlah siap menghunus pedang, tetapi siap memasukkan pedang ke sarungnya". Lalu, Aristotle menyatakan bahwa, “The conquering of fear is the beginning of wisdom”.

Keberanian, haruslah sebagai sikap perjuangan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dengan segala nilai kebenaran. Keberanian bukan berarti asal maju tanpa menghitung risiko, tapi keberanian adalah semua tindakan strategis yang telah terhitung secara akurat sebelum melangkah ke tindakan yang lebih jauh.

Keberanian tidak sama dengan nekat atau asal maju, yang tanpa memahami dan mengetahui permasalahan secara utuh, tapi keberanian ialah sebuah sikap atau karakter yang didukung oleh pengetahuan yang mumpuni. Bila keberanian bermakna nekat atau asal berani, maka sesungguhnya itu adalah kebutaan dalam memaknai keberanian secara benar dan tepat. Keberanian harus memiliki landasan, manfaat, tujuan, dan perencanaan yang matang. Kemudian, sejatinya keberanian diikuti dengan keinginan untuk terus belajar dan mencari kebenaran, bukan pembenaran.

Kembali pada studi kasus mahasiswa di atas, apa yang dinyatakan dalam kutipannya adalah lebih kepada nekat, bukan keberanian. Karena disana ada pemisahan antara keberanian dan pengetahuan.

Gordon (1994) mendefinisikan pengetahuan (knowledge) sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan. Selanjutnya menurut Nadler (1986),  pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar, tujuannya untuk mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan.

Merujuk kepada beberapa definisi di atas, terlihat bahwa pengetahuan disini menjadi sebuah modal dasar dalam setiap tindakan. Begitu juga halnya dengan sebuah tindakan keberanian. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa keberanian sesungguhnya harus berlandaskan modal pengetahuan yang kontekstual dengan tindakan yang akan dilakukan.

Saat ini tengah berkembang di berbagai belahan dunia, sejumlah gerakan berbasis pengetahuan. Melingkupi berbagai sistem, mulai dari ekonomi, inovasi teknologi, pembangunan, dan sejumlah sistem lainnya, semua berbasis pengetahuan. Dari basis inilah tumbuh keberanian dan kepercayaan diri dari sebuah gerakan.

Begitu juga dengan aksi demonstrasi mahasiswa, modal pengetahuan seharusnya menjadi basis atau modal utama. Aksi demonstrasi seharusnya menjadi aksi yang bertujuan positif menyuarakan pesan dan dilakukan dengan metode-metode yang juga kreatif.

Aksi demonstrasi mahasiswa yang ideal untuk kondisi kekinian adalah, sebuah demonstrasi yang berani karena berbasis ilmu pengetahuan yang dinamis. Bukan demonstrasi anarkis nekat yang kuno dan klasik, serta tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

No comments:

Post a Comment