Tuesday, January 22, 2013

Aku untuk Bangsaku : Forum Indonesia Muda


“Pemuda Indonesia, Aku untuk bangsaku!”

Kalimat di atas tak berhenti bergema di Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Selatan pada akhir minggu di penghujung Oktober kemaren. Ialah lebih dari seratus pemuda-pemudi terbaik Indonesia dari Aceh hingga Papua yang menjadi pelaku sejarah kembali memperingati Hari Sumpah Pemuda. Bukan sekedar memperingati, mereka berkumpul untuk saling belajar, berjejaring, dan berkontribusi bersama dalam ikatan keluarga ‘Forum Indonesia Muda’.

Forum Indonesia Muda (FIM) adalah sebuah kegiatan pelatihan kepemimpinan yang berawal dari tahun 2003. Adalah Elmir Amien, ia seorang penyiar radio yang aktif mengamati tema kepemimpinan dan pemuda. Bersama dengan istrinya Tatty Elmir beserta rekan-rekannya yang lain, akhirnya beliau memutuskan untuk menginisiasi berdirinya FIM pertama tersebut. Hal ini berangkat dari keresahan mereka terhadap krisis kepemimpinan yang melanda Indonesia ketika itu.

Awalnya FIM pertama diadakan dalam skala kecil. Pesertanya ketika itu adalah para mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang merupakan aktifis di Badan Eksekutif Mahasiswa-nya. Selanjutnya, pada FIM kedua dan selanjutnya perlahan skalanya diperluas. Mulai dari Jabodatebek, Jawa Barat, dan juga pesertanya pun tidak lagi hanya aktifis BEM.

Dalam perkembangannya, penyelenggaraan FIM terus berkembang pesat dan mendapat dukungan dari banyak kalangan. FIM 5,6 dst, FIM Rescue, entrepreneur, sumpah pemuda, hari pendidikan nasional dengan tema pembangunan karakter.

Nilai-nilai yang dikembangkan di FIM yaitu : Cinta Kasih, Integritas, Bersahaja, Totalitas, Solidaritas, Adil, dan Keteladanan. Selain itu juga ada sejumlah nilai dasar kepemimpinan yang dikembangkan di FIM. Teori ini berasal dari pemikiran Pakar Pendidikan Buchori Nasution. Biasa disebut 7 pilar leadership yaitu : Mengenal diri, Akhlak, Komunikasi, Kekuatan Belajar, Proses Membuat Keputusan (Decision MakingProcess), Manajemen (Managing Team), dan Organisasi.

Hal yang membedakan FIM dengan banyak pelatihan kepemimpinan yang lain adalah setelah pelatihan berakhir. Usai pelaksanaan FIM, para peserta tetap saling belajar, berjejaring, dan berkontribusi bersama. FIM membentuk wadah-wadah di tingkat regional, mulai dari regional Sumatera bagian utara, Sumatera Barat, Lampung, Jakarta-Depok, Banten, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kalimantan, Makassar, hingga Ambon dan Papua.

Kegiatan yang mereka lakukan di tingkat regional ini sangat beragam. Mulai dari pendirian rumah belajar, peringatan momentummomentum besar nasional hingga keagamaan, bakti sosial, forum diskusi, dan berbagai jenis pelatihan bagi masyarakat.

Ada sebuah tren menarik yang dimiliki FIM dan menginspirasi sejumlah gerakan sejenis lainnya. Yaitu semangat logika kekaryaan, tidak peduli apapun etniknya, suku, agama, afiliasi golongan, keyakinan, ideologi, dan perbedaan-perbedaan lainnya, yang penting semua bersatu dalam paradigma mencipta dan berkarya. Perbedaan-perbedaan yang ada menjadi sebuah potensi untuk memperkaya gagasan yang menjadi jembatan pencipta karya nyata. ‘Aku untuk bangsaku!’.


No comments:

Post a Comment