Sunday, October 11, 2015

Adaptasi Perubahan Iklim di Daerah



Menjelang Konferensi Perubahan Iklim Bonn Oktober 2015 menuju United Nation Framework Convention onClimate Change Conference of Parties-21 (COP21) di Paris pada November hingga Desember 2015, Indonesia perlu mempersiapkan banyak hal untuk dibawa ke pertemuan tersebut. Salah satunya adalah terkait ‘Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim’.
Dalam rangka menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan bersama perubahan iklim, Indonesia telah meluncurkan kebijakan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) sejak tahun 2014.
RAN API memberikan perencanaan strategis dan gambaran aksi menuju pembangunan green economy di Indonesia. Rencana Pembangunan Indonesia nantinya akan melibatkan RAN API sebagai salah satu prioritas, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang seperti RPJPN.

Sebagai langkah implementasi, Jawa Barat kemudian dipilih sebagai lokasi pilot project dari RAN API, di level ini aksi tersebut menggunakan istilah RAD (Rencana Aksi Daerah) API. Hasil technical assessment untuk penerapan kebijakan perubahan iklim efektif kemudian menyetujui untuk memilih secara khusus tiga kabupaten dan satu kota sepanjang daerah aliras sungai (DAS) Sungai Citarum di Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Karawang, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung. Implementasi program ini nantinya akan menyeluruh hingga ke level desa di daerah tersebut.
Bagus dalam tahap perencanaan, namun sulit dalam langkah implementasi, ini adalah permasalahan klasik di Indonesia, terlebih untuk RAD API ini yang merupakan sesuatu yang baru untuk pemerintah maupun masyarakat.

"Bagus dalam tahap perencanaan, namun sulit dalam langkah implementasi, ini adalah permasalahan klasik di Indonesia"

Label seperti ‘adaptasi’, ‘pengurangan risiko’, ‘pengurangan kerentanan’, dan ‘ketahanan’ sekarang memang telah banyak muncul pada sejumlah program pembangunan. Namun faktanya, program tersebut tidak benar-benar menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
Sejumlah program justru kadang semakin meningkatkan tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim. Sebagian besar langkah adaptasi berfokus pada akibat dari perubahan iklim, sementara yang lebih dibutuhkan sebenarnya adalah yang berdasar pada faktor-faktor terkait kerentanan. 
Tingkat kerentanan tidak hanya berdasar pada akibat dari bencana akibat perubahan iklim, namun juga terhadap kapasitas dari subjek tersebut, sebagai contoh adalah exposure units yang melibatkan data biofisik seperti kehidupan rumah tangga dan jumlah bangunan di sepanjang aliran sungai, dan ketersediaan beras dan area pertanian.
Masyarakat, khususnya petani seharusnya tidak hanya diperkenalkan pada langkah-langkah pencegahan seperti pembuatan tanggul dan bendungan, tetapi juga mestinya diajarkan tentang langkah pembangunan program ketahanan seperti pembuatan manajemen sumber daya air.
Laporan akhir tingkat kerentanan dan penilaian terhadap risiko cuaca di daerah sepanjang DAS Citarum pada awal 2015 menyebutkan bahwa sebagian besar desa di sana memiliki potensi bencana banjir dan kekeringan.
Tingkat risikonya berada pada level medium. Jika RAD API tidak mempertimbangkan tingkat kerentanan desa sebagai akibat dari perubahan iklim, potensi bencana tersebut akan meningkat dan akan lebih banyak desa menjadi semakin rentan. Pada 2011, telah ada 17 desa diidentifikasi sebagai desa rentan di daerah tersebut.

"Jika RAD API tidak mempertimbangkan tingkat kerentanan desa sebagai akibat dari perubahan iklim, potensi bencana tersebut akan meningkat"

Menyikapi temuan di atas, penting untuk membuat program pembangunan ketahanan yang efektif dalam RAD API. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan memberikan prioritas terhadap masalah perubahan iklim pada tingkat perencanaan manajemen sumber daya air regional untuk mengurangi tingkat kerentanan pada masyarakat lokal dan meningkatkan hasil mata pencarian mereka.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kebutuhan pada pengukuran adaptasi perubahan iklim yang penting untuk diketahui dalam rangka membantu pemerintah dan masyarakat menyusun RAD API yang ideal.
Pada tingkat provinsi, konten aksi harus fokus pada pendampingan tim dalam menganalisa hasil dari penilaian resiko cuaca sampai ke tingkat desa, hal ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam menyusun RAD API. Kapasitas pemerintah daerah (Pemda) dalam hal teknis penggunaan SIDIK (Sistem Inventori dan Data Indeks Kerentanan) kemudian wajib untuk ditingkatkan.
Berikutnya terkait manajemen sumber daya air, ini juga mesti menjadi perhatian penting untuk merancang perencanaan regional. Lalu yang tak kalah penting juga adalah tentang bagaimana melakukan interpretasi dan menterjemahkan RAD API menjadi sebuah proses rencana pembangunan dan mensinergikannya dengan perencanaan lain yang telah ada.
Selanjutnya di level kota atau kabupaten, Pemda bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dan LSM lokal dalam rangka peningkatan kapasitasnya dalam pengembangan RAD API dengan penyesuaian terhadap konteks masyarakat lokal. Sejumlah aksi adaptasi yang inovatif disini bisa dikolaborasikan dengan rencana aksi lain di tingkat regional oleh para pemangku kebijakan.
Peningkatan kapasitas Pemda dalam melakukan penilaian resiko cuaca juga masih penting dalam level ini. Kemudian juga, bekerja sama dengan pihak swasta melalui program CSR (Coorporate Social Responsibility)-nya juga akan membantu mendorong tumbuhnya aksi adaptasi lokal.
Forum CSR lokal diharapkan mampu berkoordinasi untuk turut membantu menyesuaikan programnya dengan RAD API. Untuk mewujudkan ini, Pemda mesti membuat RAD API yang lebih konkret dan detail, serta juga mesti telah dikombinasikan dengan RKP (Rencana Kerja Pemerintah).

"Forum CSR lokal diharapkan mampu berkoordinasi untuk turut membantu menyesuaikan programnya dengan RAD API"

Terakhir pada level desa, para pejabat desa juga mesti punya kemampuan dalam penyesuaian rencana pembangunannya dengan RAD API. Hal ini bisa melalui optimalisasi program seperti kampung iklim dan desa tangguh di Purwakarta. Dana desa yang cair pada tahun ini bisa dialokasikan kepada program-program tersebut.
Hal ini juga tetap mesti berdasar pada hasil penilaian risiko cuaca dan profil desa yang mesti dibuat oleh pemerintah desa. RAD API perdana di Jawa Barat ditargetkan selesai di penghujung tahun ini, semoga pilot project ini bisa menjadi awal yang baik bagi aksi adaptasi perubahan iklim di Indonesia.
Published in Selasar 

No comments:

Post a Comment