Wednesday, August 28, 2013

PPIA FE Launching Program Double Degree

http://thumbs.dreamstime.com/thumblarge_374/1236911667s1V0IO.jpg
Add caption

Rabu (28/08), bertempat di Perpustakaan UI, Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi (PPIA) FE menyelenggarakan seminar dengan tema “Business Environment in 21st Century and The Effects on Business Practice, Public Sector Management and Accounting Research”. Seminar ini diadakan dalam rangka Launching Double Degree Program Master dengan Vrije Universteit Amsterdam, Sosialisasi Beasiswa Star 2 BPKP, dan Penyambutan Mahasiswa Baru FE.


Kegiatan ini diawali dengan welcoming speech oleh Jossy P Moeis, Ph.D. (Pejabat Dekan FE). Jossy menegaskan tentang urgensi double degree program master oleh PPIA bertujuan untuk selain untuk mendorong pengembangan kualitas lulusan juga untuk mengakselerasi perkembangan ilmu akuntansi dalam menjawab kebutuhan zaman.

Berikutnya, sesi seminar dimoderatori oleh Dr Ratna Wardhani (Staf Pengajar PPIA FE). Tampil sebagai pembicara yaitu ; Prof. Dr. C. Camfferman (Professor of Financial Accounitng of Vrije University), Dr. Sugiharto, SE.,MBA (Komisaris Utama PT Pertamina (Persero)), Dr. Cris Kuntadi, SE, MM, CA, CPA. Ak. (Kepala Pusdiklat BPK), dan Hilda Rossieta, Ph.D (Ketua PPIA FE).

Pemaparan pertama diberikan oleh Camfferman. Ia menyatakan bahwa riset pada program double degree memiliki potensi untuk menghasilkan sebuah hasil yang lebih maksimal dan mampu menjamah bidang-bidang yang belum banyak diriset. Selain hal ini berkontribusi positif bagi perkembangan ilmu akuntansi, ini juga menjadi bahan pertimbangan langsung bagi publik dalam tataran terapan.

Selanjutnya, pemaparan kedua oleh Sugiharto lebih bicara dalam bahasan terkait Indonesia. Mantan Menneg BUMN ini menyebutkan bahwa sejumlah perubahan lingkungan bisnis yang terjadi di abad ke 21 antara lain lain adalah ; pusat pertumbuhan ekonomi yang bergeser dari Eropa dan Amerika Utara ke Asia dengan kecepatan tertinggi, terjadinya perubahan demografi yang luar biasa di Tahun 2035, perkembangan teknologi informasi yang cepat, dan pergeseran fokus dari pertumbuhan kinerja keuangan ke arah ethic dan growth sustainability.

Pemaparan ketiga dilanjutkan oleh Cris Kuntadi. Cris memberikan perspektif dari sektor publik atau pemerintahan. Sektor publik memerlukan banyak terobosan untuk meningkatkan capaian opini masyarakat. Bukan hanya puas dengan perolehan status WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang didapat dari hasil audit, karena WTP adalah bagaikan puncak gunung es. Di bawah puncaknya, didukung oleh bongkahan besar dibawahnya dan hal inilah yang menjadi hal terpenting. Hal ini meliputi prudent business practice, compliance, kebijakan dan prosedur yang efektif, dan sejumlah indikator lainnya penunjang WTP.

Terakhir, ialah pemaparan oleh Hilda Rossieta. Hilda dalam penjelasannya, mengkaitkan dengan proses demokratisasi yang terjadi di Indonesia sejak pasca reformasi. Demokratisasi membuat hal-hal terkait transparansi dan akuntabilitas semakin terbuka dan dipertanyakan oleh publik. Peningkatan kualitas pendidikan SDM pun juga membuat mereka semakin kritis. Hal inilah yang kemudian tantangan baru dalam lingkungan bisnis domestik. 


No comments:

Post a Comment