Sunday, April 15, 2012

Ketimpangan Distribusi BBM


Beragam suara pro-kontra terkait isu kenaikan BBM menggema di sepanjang nusantara. Mulai dari barat hingga timur Indonesia. Namun di antara semua itu, ada sebuah suara menarik muncul dari tanah borneo, Kalimantan.

“Kami masyarakat Kalimantan setuju kenaikan harga BBM. Harga Rp 6500/liter pun tak jadi masalah, yang penting adalah POM bensin jangan kosong”. Hal ini diungkapkan langsung oleh masyarakat di Malinau, Kalimantan Timur. Mereka sudah akrab dengan kondisi POM bensin yang kosong berminggu-minggu dan di sekitarnya terdapat begitu banyak penjual BBM eceran. Para penjual eceran ini menjual BBM dengan harga sekitar Rp 6000-10000/liter, melambung di atas harga aslinya. Kondisi ini tentu semakin menyusahkan kehidupan masyarakat disana disamping harga barang-barang kebutuhan yang harganya lebih mahal dibanding di Pulau Jawa akibat faktor jarak distribusi.

Kelangkaan BBM ternyata tidak hanya terjadi di Kalimantan. Kondisi yang sama juga ditemui di daerah lain di luar Pulau Jawa terutama di Indonesia bagian timur. Kelangkaan ini diakibatkan oleh dua hal. Pertama kebijakan distribusi BBM yang timpang. Pulau Jawa selalu menjadi prioritas utama dalam distribusi BBM dan hal ini berpengaruh terhadap pasokan BBM yang ada di luar Jawa. Kedua, masih terkait dengan alasan pertama. Kondisi minimnya pasokan di luar Jawa ini kadang justru juga dimanfaatkan oleh beberapa oknum di daerah tersebut untuk melakukan penimbunan dan menjual kembali dengan harga yang lebih mahal.

Saat ini seiring rencana kenaikan BBM. Harga BBM yang dijual eceran di Malinau, Kalimantan Timur makin melonjak, Premium di harga Rp 8000/liter dan Pertamax Rp 12000/liter. POM bensin disana juga sudah tiga minggu mengalami kekosongan. Jika ditelaah sekilas, memang yang menjadi titik berat dari permasalahan ini adalah soal distribusi. Namun seiring rencana kenaikan BBM di Bulan April depan, tentu permasalahan distribusi ini menjadi permasalahan penting yang juga harus diselesaikan.

Ketika BBM resmi naik nanti di Bulan April, maka harga BBM di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan tersebut tentu akan ikut naik menjadi lebih mahal lagi. Selain itu juga bisa jadi kelangkaan pun menjadi semakin parah. Kemudian terkait beberapa bantuan yang dijanjikan pemerintah seperti BLSM, subsidi transportasi umum, dan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga miskin. Bantuan-bantuan ini pun kemungkinan besar akan membutuhkan waktu lama untuk menyentuh daerah di luar Jawa, terutama Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Hal ini bisa berdampak besar terhadap kesulitan ekonomi yang akan terjadi di daerah tersebut.

Maka dari itu, sebelum pemerintah mengetok palu meresmikan kenaikan harga BBM di Bulan April nanti, pemerintah harus memperhatikan masalah distribusi yang tidak merata ini. Kebijakan dalam distribusi BBM ini harus diperbaiki. Jangan sampai hal ini memicu konflik antar wilayah.

No comments:

Post a Comment