Sunday, November 13, 2011

Website “madeindonesia.info” Berbasis GIS sebagai Media Kebangkitan Perekonomian Nasional



Pengaruh perdagangan bebas di dunia berdampak sangat besar terhadap perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari fakta bahwa warga Indonesia lebih menyukai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri sehingga menyebabkan aliran uang lebih banyak mengalir ke luar negeri. Maraknya barang import dari luar negeri yang diperdagangkan di Indonesia juga membuat semakin banyak warga Indonesia yang mengalami perubahan gaya hidup dan juga budaya. Fakta ini bisa ditemui dengan mudah di mall-mall ; tempat makan, toko busana, dan toko lainnya dengan brand luar negeri lebih diminati dari produk lokal meskipun secara kualitas tidak berbeda atau bahkan lebih baik produk dalam negeri.
Banyaknya produk-produk luar negeri yang berkualitas dunia membuat para peminat akan produk dalam negeri menurun. Mudahnya akses mendapatkan barang-barang tersebut membuat para peminat mulai meninggalkan produk-produk buatan negeri sendiri. Selain dengan mudahnya akses produksi, hal-hal lain yang berpengaruh dalam menarik minat pembeli adalah desain dan teknologi yang digunakan. Semakin baik desain dan semakin modern serta canggih teknologi yang digunakan maka semakin banyak pula peminat yang ingin mendapatkan barang tersebut.
Produk-produk luar negeri yang bebas masuk ke negara Indonesia tidak memiliki standarisasi yang kuat sehingga produk-produk tersebut semakin berkembang pesat di Indonesia. Semakin berkembangnya produk luar negeri dengan kualitas yang bersaing membuat perubahan ketertarikan konsumen. Konsumen pun lebih banyak mengonsusmsi produk luar negeri daripada dalam negeri.
Pada akhir tahun 2009 Menteri Keuangan ketika itu Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekspor Indonesia mengalami kontraksi sebesar 9,7 persen, dan impor minus 9,2 persen. Nilai impor Indonesia pada Mei 2009 mencapai US$ 7,85 miliar. Dari jumlah itu, impor nonmigas sebesar US$ 6,55 miliar, sedangkan impor migas sebesar US$ 1,3 miliar. Nilai impor itu berasal dari China (17,36%), Jepang (12,5%), Singapura (11,2%). Untuk impor dari negara-negara Asean secara keseluruhan menguasai pangsa 22,36 persen.
Pada Januari 2011 nilai impor secara keseluruhan naik 4,55 persen dibanding Desember 2010 atau naik 32,22 persen dibanding Januari 2010, terutama masih didominasi barang-barang nonmigas. Total impor barang nonmigas selama bulan pertama 2011 tercatat 9,58 miliar dolar AS. Paling banyak berupa golongan barang mesin dan peralatan mekanik serta mesin dan peralatan listrik. Nilai impor golongan barang mesin dan peralatan mekanik sebanyak 1,72 miliar dolar AS.  Distribusinya pun berubah. China masih di urutan teratas, lalu disusul Jepang (14,40%), Singapura (8,55%), Thailand (6,85%), dan Amerika Serikat (7,09%).
Maraknya barang-barang impor yang masuk ke Indonesia membuat proses produksi di Indonesia terus menurun dari tahun ketahun dan terhambat karena kurangnya minat pembeli untuk memakai barang produk hasil sendiri (Effy , 2011). Cara mengatasi perdagangan bebas di Indonesia yang paling sederhananya adalah dengan mencintai produk Indonesia sendiri. Mencintai disini berarti adalah menggunakan produk-produk dalam negeri tersebut. Hal ini dapat meningkatkan devisa negara dan juga membantu peningkatan ekonomi mikro.
Tantangan kita adalah bagaimana merubah pemikiran para konsumen dalam menggunakan suatu produk. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi media informasi. Akhir-akhir ini sebagian besar masyarakat Indonesia sangat dekat dengan dunia maya atau internet. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai media untuk merubah pemikiran para konsumen tersebut. Menurut Internet World Statistics tahun 2009 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 25 juta orang dan terus meningkat setiap tahunnya. Pasar yang cukup besar sekitar 10% penduduk Indonesia ini menjadi alasan yang cukup kuat untuk menggunakan website sebagai media mempromosikan produk-produk dalam negeri tersebut.
Cara merubah pemikiran konsumen dimulai dengan upaya pengenalan dan sosialisasi perncerdasan kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan menggunakan barang dalam negeri serta yang paling penting mereka ketahui adalah apa manfaat utamanya menggunakan produk dalam negeri. Mereka harus mengetahui apa signifikansi terhadap kondisi perekonomian nasional jika menggunakan produk-produk dalam negeri.
Upaya ini sebelumnya telah pernah dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Perdagangan adalah dengan membuat program “100% produk Indonesia”. Namun ternyata upaya ini masih belum cukup maksimal dan membumi di masyarakat Indonesia. Program-program yang dibuat sebagian besar tidak memiliki upaya sosialisasi, pemeliharaan, pengembangan, dan keberlanjutan yang baik. Padahal hal tersebut merupakan salah satu kunci keberhasilan program. Selain itu beberapa pihak swasta pun juga telah mencoba berbagai upaya lain. Salah satunya yaitu dengan membuat website yang diberi nama “produk Indonesia”. Namun ternyata upaya ini juga memiliki kelemahan seperti yang dilakukan pemerintah. Selain itu produk-produk yang ditawarkan ternyata juga tidak semuanya produk dalam negeri.
Maka dari itu penulis bekerja sama dengan Pusat Studi Islam dan Kenegaraan mencoba menjawab berbagai permasalahan di atas melalui pembuatan website “madeindonesia.info” yang berisikan data 100% asli produk-produk Indonesia yang telah berskala nasional dan selama ini belum terlalu diketahui oleh masyarakat Indonesia. Kita berharap mampu untuk memperkenalkan barang-barang produksi dalam negeri kepada masyarakat Indonesia. Dengan begitu perekonomian di negara ini dapat berkembang pesat melalui kebangkitan industri dan usaha kecil menengah (UKM) nasional. UKM merupakan salah satu kunci pertahanan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat fakta bahwa UKM ternyata tidak ambruk ketika resesi melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu.
Potensi UKM indonesia sangat banyak. Hanya saja hal ini sangat disayangkan tidak sepenuhnya diketahui oleh bangsa kita sendiri atau masyarakat Indonesia. Salah satu contoh potensi tersebut dapat dilihat dari produk batik Indonesia. Produk ini sudah banyak mulai dipakai oleh desainer-desainer luar negeri. Selain itu juga ada tas merek Indonesia yang juga dipakai oleh aktris hollywood, Paris Hilton. Tas tersebut berasal dari sebuah toko di Mall Grand  Indonesia yang bernama “Alun alun”. Selain contoh-contoh di atas, sebenarnya masih banyak lagi produk-produk Indonesia berkualitas tinggi yang belum cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Tulisan ini merupakan latar belakang dari proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Penerapan Teknologi (PKM-T) untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2012 

1 comment:

  1. PKM untuk PIMNAS ?Katanya PKM untuk masyarakat ?

    ReplyDelete